Maret 29, 2024
iden

Besaran Dapil yang Kecil Memperjelas Tanggungjawab Legislator

Besaran daerah pemilihan (dapil) yang kecil dinilai akan memudahkan anggota parlemen atau legislator untuk melakukan credit claiming atau klaim atas hasil kerja. Semakin sedikit jumlah legislator di suatu dapil, pertanggungjawaban akan semakin jelas, sebab tak banyak tangan yang terlibat dalam kebijakan di suatu dapil. Konstituen tak sulit mengenal legislatornya dan kerja parlemen akan lebih efektif.

“Kalau besaran dapil kecil, misalnya 3-6,  pertanggungjawaban legislator kepada kosntituennya lebih jelas, sebab mereka paham kalau sorotan atas hasil kerja perwakilan legislatif langsung kepada mereka,” kata Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jennifer Frentasia, pada diskusi “Credit Claiming Conditions and Constituency Visits” di Tebet, Jakarta Selatan (13/1).

Selain itu, berdasarkan analisis Jennifer, besaran dapil yang kecil akan membuat legislator lebih sering mengunjungi dapilnya untuk menyerap aspirasi. Sebaliknya, besaran dapil yang besar menyebabkan legislator lebih jarang mengunjungi dapil, terutama legislator yang berasal dari partai yang pengaruhnya tak signifikan di dapil yang bersangkutan. Hal ini, membuat konstituen di dapil kecil lebih diperhatikan.

“Kalau besaran dapil besar, caleg yang menang ini jarang (kunjungan kerja) ke dapil. Sebaliknya, kalau besaran dapil kecil, caleg yang menang sering ke dapil karena efektifnya credit claiming kepada konstituen,” tukas Jennifer.

Jennifer berpendapat bahwa besaran dapil yang kecil akan mengefektifkan kinerja legislator dan memperkuat sistem presidensil. Namun, sebagai konsekuensinya, parlemen menjadi tidak beragam, dan secara tidak langsung, konversi suara ke kursi tidak proporsional. Di lain sisi, besaran dapil yang besar menurunkan efektivitas kinerja parlemen.

“Kita tidak bisa mendapatkan efektivitas dan keragaman dalam waktu yang bersamaan. Memang harus ada yang dikorbankan,” tutup Jennifer.