September 13, 2024
Ilustrasi Rumahpemilu.org/ Haura Ihsani

Alpen Sultra Rekomendasikan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Tanggulangi Stunting di Sultra

Aliansi Perempuan Sulawesi Tenggara (Alpen Sultra) merekomendasikan kolaborasi lintas sektor untuk menanggulangi stunting di Sultra. Hal itu dianggap penting agar target pemerintah menurunkan angka stunting sampai 14% di tahun 2024 dapat tercapai. Rekomendasi tersebut didapat setelah kolaborasi audit sosial antara Alpen Sultra dan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) tentang penanganan stunting di Sultra.

“Perlu edukasi dan pendampingan kepada remaja atau calon pengantin melalui pemeriksaan dan konsultasi pra nikah,” kata Anggota Alpen Sultra, Eva Asniaty saat “Launching Temuan Hasil Pemantauan Kebijakan Pemerintah Daerah melalui Audit Sosial” (2/4).

Menurut Eva, edukasi yang perlu didorong seperti pentingnya perhatian ibu hamil pada kesehatan, pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama kelahiran, mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta berperan aktif mengikuti kelas kehamilan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Secara umum menurut Eva, perhatian lebih dua tahun pertama perkembangan bayi sangatlah penting untuk penanggulangan stunting.

Berdasarkan temuan Alpen Sultra, strategi kebijakan pencegahan stunting Pemprov Sultra dinilai sudah cukup baik. Dari delapan aksi penanggulangan stunting yang dicanangkan Pemprov hasilnya mencapai 100%. Eva menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan mulai dari pembentukan Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) tiap kabupaten, sampai pengukuran dan publikasi stunting.

“Namun banyak juga hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, seperti belum ada laporan tertulis kegiatan masing-masing bidang di TPPS Provinsi Sulawesi Tenggara,” ujarnya.

Selain itu, beberapa program juga belum optimal diterapkan, beberapa ibu hamil mengalami kesulitan dalam program pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), disebabkan kondisi ekonomi yang kurang memadai untuk berganti menu makanan yang bergizi tinggi. Namun Eva menilai, pemanfaatan teknologi aplikasi elektronik siap nikah dan hamil (Elsimil) banyak memberi solusi bagi masyarakat.

Pada aspek implementasi kebijakan, ditemukan capaian kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk perbaikan gizi masyarakat senilai Rp.1.448.203.124 dari target capaian sebanyak Rp.6.468.602.946. Dan untuk terpenuhinya layanan dasar bidang kesehatan untuk prevalensi stunting, dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) terdapat perencanaan fasilitas dan pembinaan kader Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam pencegahan stunting tingkat desa, dengan sasaran RT/RW, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Posyandu, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Karang Taruna, dan Lembaga Adat dan Masyarakat Hukum Adat.