August 8, 2024

Seleksi oleh Timsel Calon Penyelenggara Pemilu Lebih Terukur daripada Fit and Proper Test

Seleksi yang telah dilakukan oleh Tim seleksi (Timsel) calon penyelenggara pemilu dinilai lebih terukur daripada proses uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Rangkaian seleksi yang terdiri atas berbagai tes merupakan proses yang jelas, yang dapat diperiksa parameternya.

“Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Timsel. Mereka telah menyelenggarakan tes kesehatan, tes tertulis, wawancara, dan sebagainya sehingga parameter kelulusan bisa diukur,” kata Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz, pada diskusi “Mengawal Pemilu Berintegritas: Evaluasi Seleksi Komisioner KPU dan Bawaslu RI serta RUU Pemilu” di Senayan, Jakarta Selatan (6/4).

Selain telah melaksanakan proses seleksi yang terukur, Donal juga mengapresiasi Timsel karena telah melibatkan partisipasi publik dan membuka ruang dialog. Timsel menerima hasil tracking rekam jejak calon penyelenggara pemilu yang dilaporkan oleh masyarakat sipil, dan mengundang masyarakat untuk hadir dalam tahap wawancara di kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri).

“ICW bersama Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi) dan JPPR (Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Pemilih) dulu menyerahkan gambaran kinerja KPU dan Bawaslu kepada Timsel. Jadi, barangkali, kenapa Bawaslu gak diloloskan adalah karena survei yang kami lakukan,” tukas Donal.

Survei yang dimaksud Donal, yakni survei yang ditujukan kepada para pakar, praktisi, dan jurnalis untuk menilai kinerja KPU dan Bawaslu. Hasil survei menunjukkan bahwa 60 persen menilai kinerja KPU memuaskan dan 30 persen menilai kinerja Bawaslu memuaskan.

“Dari satu sampai sepuluh, mayoritas responden menilai kinerja KPU di angka enam dan tujuh. Sedangkan untuk Bawaslu, mayoritas memberikan angka empat dan lima. Ini barangkali menjadi salah satu dasar bagi Timsel dalam menilai kinerja petahana Bawaslu,” kata Donal.