Rumah Pemilu Indonesia Election Portal
Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur telah bermunculan. Partai-partai politik telah mengumumkan jagoannya untuk berkontestasi dalam ajang Pilkada 2018. Namun sayangnya, nama perempuan tak sering disebut.
Ketua Konstitusi dan Demokrasi (KoDe) Inisiatif, Veri Junaidi, mengatakan bahwa perempuan calon kepala daerah memiliki potensi tinggi untuk memenangkan kontestasi. Sebagian pemilih merupakan perempuan, sehingga memilih perempuan sebagai calon kepala daerah adalah langkah strategis.
Sebagai contoh, di Pilkada Jawa Timur, kekuatan calon wakil kepala daerah dari Partai Golongan Karya (Golkar), Khofifah Indar Parawansa, tak dapat dianggap enteng. Khofifah merupakan figur yang mendapat perhatian warga dan hampir memenangkan Pilkada 2008 dan 2012.
“Ini kan membuktikan kalau kekuatan perempuan potensinya cukup tinggi. Coba di Pilkada Jawa Tengah ada juga. Akan menguntungkan kalau koalisi memunculkan calon kepala daerah atau wakil kepala daerah perempuan,” kata Veri pada diskusi “Peluang Calon Perempuan dalam Pilkada 2018” di Tebet, Jakarta Selatan (7/1).
Menurut Veri, Partai Golkar dapat mencalonkan Wakil Bendahara Umum Golkar, Ariyanti Dewi, yang berprofesi sebagai pengacara, di Pilkada Jawa Tengah. Ariyanti memiliki basis masa di Solo dan dapat mendulang suara dari kelompok nasionalis di Jawa Tengah. Atau, kata Veri, banyak tokoh perempuan yang berasal dari anggota legislatif, aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau kader partai yang memiliki kapasitas dan kemampuan yang baik.
“Kan kepala daerah di pilkada-pilkada kemarin itu berasal dari banyak kalangan. Artinya, banyak perempuan yang bisa dipilih. Coba mereka ini dimajukan,” ujar Veri.
Veri mengimbau agar masyarakat memprioritaskan untuk memilih perempuan calon kepala daerah yang memiliki track record yang baik dari laki-laki calon kepala daerah. Hadirnya perempuan sebagai pemerintah daerah disemogakan melahirkan kebijakan-kebijakan pro kepentingan perempuan.
