November 6, 2024

ASN Diduga Tidak Netral di Jabar

BANDUNG, KOMPAS — Badan Pengawas Pemilu Jawa Barat menerima pengaduan 40 kasus dugaan aparatur sipil negara tidak netral dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat. Terakhir, pengaduan itu menyeret sejumlah aparatur sipil negara di Dinas Pendidikan Jawa Barat.

”Hingga saat ini ada 40 kasus dugaan aparatur sipil negara (ASN) tidak netral di sejumlah kabupaten dan kota,” kata Koordinator Divisi Pencegahan, Pengawasan, dan Hubungan Antarlembaga Badan Pengawas Pemilu Jabar Wasikin Marzuki di Bandung, Senin (2/4/2018).

Pengaduan terakhir, kata Wasikin, diduga melibatkan ASN Dinas Pendidikan Jabar. Pelapornya adalah Kaukus Rakyat Jawa Barat Pemantau Pemilihan Gubernur Jabar.

Saat ini, kata Wasikin, pengaduan itu tengah ditindaklanjuti. Beberapa di antaranya adalah meminta klarifikasi dari pihak terlapor dan melaporkannya kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). ”Bersama pengaduan lainnya, kami masih menunggu hasil rekomendasi KASN. Kalau terbukti, bakal ada hukuman berat bagi yang terlibat,” katanya.

Anggota Kaukus Rakyat Jawa Barat Pemantau Pemilihan Gubernur Jabar, Ruslan Abdulgani, mengatakan, pihaknya punya bukti yang kuat berupa sejumlah foto. Beberapa di antaranya saat Kepala Dinas Pendidikan Jabar Ahmad Hadadi berfoto bersama rombongan sekolah menengah kejuruan dari Cianjur saat studi banding ke Sumatera Barat.

Simbol tiga jari

Mereka, kata Ruslan, berpose sambil mengacungkan tiga jari yang mirip dengan simbol pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Ada juga foto peserta studi banding membawa poster bergambar Sudrajat-Syaikhu.

”Kami ingin mengingatkan agar mereka tidak main-main. Mereka seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat untuk menjaga Pilkada Jabar tetap netral,” ujar Ruslan.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Jabar Ahmad Hadadi membenarkan foto bersama di Sumbar itu. Namun, ia menolak jika simbol tiga jari itu dipersepsikan sebagai bentuk dukungan bagi salah satu calon gubernur dan wakil gubernur. ”Itu adalah salam GenRe atau Generasi Berencana yang digaungkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),” katanya.

Bentuk salam tiga jari berupa telunjuk dan ibu jari membentuk angka nol yang bermakna tidak. Adapun jari kelingking, manis, dan tengah yang terangkat menyimbolkan sikap menolak pernikahan dini, seks pranikah, dan narkoba. ”Kami minta maaf jika menimbulkan kesalahpahaman. Tidak ada niat mendukung salah satu calon. Bahkan, kami sudah mengeluarkan surat edaran agar ASN agar tidak terlibat politik praktis,” ujarnya. (SEM)

Dikliping dari artikel yang terbit di harian Kompas edisi 3 April 2018 di halaman 4 dengan judul “ASN Diduga Tidak Netral di Jabar”. https://kompas.id/baca/polhuk/2018/04/03/asn-diduga-tidak-netral-di-jabar-2/