April 25, 2024
iden

KPU: Pendidikan Pemilih untuk Perempuan Jadi Investasi Politik

Pada rapat dengar pendapat (RDP) Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah, politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Ammy Amalia Fatma Surya, meragukan pentingnya pendidikan pemilih khusus perempuan. Menurutnya, perlakuan khusus pada perempuan dalam hal pendidikan pemilih merupakan bentuk sindiran halus yang tak diperlukan.  Pemilih perempuan  beririsan dengan segmentasi pemilih lainnya.

“Kenapa ada pendidikan pemilih khusus perempuan? Apa karena perempuan terbelakang? Apa karena jumlah perempuan memang lebih banyak? KPU punya tidak datanya? Pemilih pemula juga kan ada perempuan.  Jadi, hapus saja yang fokus perempuan ini,” tegas Ammy pada RDP di Senayan, Jakarta Selatan (25/9).

Menanggapi permintaan Ammy,  Anggota KPU, Evi Novida Ginting, menjelaskan bahwa perempuan merupakan 51 dari 100 persen jumlah pemilih. Pendidikan pemilih khusus perempuan ditujukan untuk setidaknya tiga hal, yakni, menyampaikan informasi kepemiluan yang memadai, mendorong perempuan untuk menentukan pilihan secara mandiri, dan membangkitkan semangat perempuan untuk turut andil dalam kehidupan politik pemerintahan.

“Perempuan sering sekali tertinggal dalam persoalan memperoleh informasi. Maka kita ingin berikan pendidikan khusus agar dia bisa memilih berdasarkan pertimbangannya sendiri, bukan ikut pilihan suaminya atau keluarganya. Ini juga punya tujuan jangka panjang, yaitu agar perempuan aktif dalam politik,” kata Evi.

Ammy mengamini penjelasan Evi dan menyetujui adanya pendidikan pemilih khusus perempuan.