Sebagian warga cenderung permisif terhadap praktik politik uang. Ini jadi persoalan serius bagi integritas pemilu dan demokrasi.
Hal itu terlihat dalam hasil survei yang dilakukan Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 27 April-5 Mei 2019 terhadap 1.500 responden.
Mayoritas responden di survei itu menilai Pemilu 2019 berlangsung bebas, jujur, dan adil. Hal itu berdasarkan penilaian di tingkat tempat pemungutan suara (91,2 persen) dan tingkat nasional (74.7 persen).
Namun, hampir setengah responden mengatakan, politik uang masih banyak terjadi. Selain itu, 46,7 persen responden menganggap pemberian dari calon atau peserta pemilu merupakan hal wajar atau bisa dimaklumi. Sebanyak 48 persen mengatakan tak dapat dimaklumi, dan 5,3 persen tidak menjawab.
Koordinator Tim Survei Pusat Penelitian Politik LIPI Wawan Ichwanuddin mengatakan, temuan itu mengindikasikan bahwa penilaian terhadap integritas Pemilu 2019 berkebalikan dengan sikap yang cenderung permisif dari sebagian responden terhadap praktik politik uang. ”Ada gap (kesenjangan pemahaman),” ujar Wawan dalam paparannya di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Turut hadir sebagai pembicara di acara ini, Guru Besar Riset LIPI Syamsuddin Haris, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini, serta Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan.
Dari hasil survei itu diketahui, pemilih yang cenderung permisif terhadap praktik politik uang bertemu dengan kontestan yang cenderung menghalalkan segala cara. Ini menjadi persoalan serius karena akan memicu tingginya biaya kontestasi, yang akhirnya akan mendorong cenderung maraknya praktik korupsi.
Syamsuddin Haris menuturkan, hal yang tidak muncul di survei itu adalah penilaian publik atas kebebasan beragama dan berkeyakinan. Padahal, masukan itu dibutuhkan dalam menentukan pengelolaan keberagaman di Indonesia.
Menurut Haris, meski agama dipertimbangkan sebagai faktor dalam menjatuhkan pilihan, agama dan etnis tidak sepenuhnya menjadi preferensi responden dalam memilih kandidat di pemilu. (INGKI RINALDI)
Dikliping dari artikel yang terbit di harian Kompas edisi 29 Agustus 2019 di halaman 4 dengan judul ” Politik Uang Cenderung Dinilai Hal yang Wajar “. https://kompas.id/baca/utama/2019/08/29/politik-uang-cenderung-dinilai-hal-yang-wajar/