November 28, 2024

Memantau Pemilu Sela Myanmar 2018

Myanmar kembali mengadakan pemilu sela (by-elections) pada tanggal 3 November 2018. Penetapan pemilu sela 2018 dilakukan pada tanggal 8 Mei 2018. Sebelumnya Myanmar mengadakan pemilu sela pada tahun 2017. Berdasarkan Konstitusi Myanmar 2008, pemilu sela merupakan pemilu khusus yang diadakan untuk mengisi kekosongan kursi karena anggota parlemen yang menempati kursi tersebut diangkat menjadi menteri, mengundurkan diri, ditarik oleh partai politiknya, meninggal dan sebagainya.

Pada tahun 2017, pemilu sela diadakan pada tanggal 1 April 2017 untuk mengisi kekosongan sembilan belas kursi; sembilan di Pyithu Hluttaw (Majelis Rendah di Parlemen Nasional), tiga di Amyotha Hluttaw (Majelis Tinggi) dan tujuh di parlemen regional di Parlemen Negara Bagian (State) Kayah dan Shan. Pada tahun 2018, pemilu sela kembali diadakan untuk mengisi kekosongan empat kursi di Pyithu Hluttaw, satu kursi di Amyotha Hluttaw, tujuh kursi di Parlemen Negara Bagian (State)/Regional Bago, Chin, Sagaing, Magwe, Mandalay, Rakhine dan Yangon, juga posisi Menteri Urusan Etnik Shan untuk Region Mandalay. Pemilu sela 2018 diikuti oleh 69 kandidat, 7 di antaranya perempuan dan 7 orang merupakan calon independen (tidak dicalonkan oleh partai politik). Di daerah penempatan penulis di Chin State, kekosongan kursi di Kanpetlet terjadi di tingkat Pyithu Hluttaw (Majelis Rendah) karena meninggalnya anggota parlemen petahana, dan pemilu sela diikuti oleh empat kandidat, semua laki-laki. Sama halnya di Matupi 1, kekosongan kursi di tingkat State Hluttaw disebabkan meninggalnya petahana karena kecelakaan motor. Pemilu sela di Matupi 1 diikuti oleh dua kandidat, semuanya laki-laki.

Untuk memantau penyelenggaraan pemilu sela 2018, Asian Network for Free Election (ANFREL) kembali mengirim 11 orang International Election Observers untuk melakukan pemantauan penyelenggaraan pemilu sela, yaitu Mr. Damaso G. Magbual (Filipina) untuk daerah pemilihan Seikkan 2, Yangon; Ms. Chandanie Watawala (Sri Lanka) untuk daerah pemilihan Oktwin 1, Bago; Mr. Hery Wibowo Trisaksono (Indonesia) untuk daerah pemilihan Rathedaung 2, Rakhine; Ms. Catherine Natalia (Indonesia) untuk daerah pemilihan Kanpetlet dan Matupi 1, Chin; Ms. Vibha Attri (India)  untuk daerah pemilihan Minbu 2, Magway dan Myingyan, Mandalay; Mr. Chia-Lung Tai (Taiwan/New Zealand) untuk daerah pemilihan Laihka, Shan; Mr. Tharindu Abeyrathna (Sri Lanka) untuk daerah pemilihan Thabeikkyin 1 dan seluruh Region Mandalay; Ms. Corazon Ignacio (Filipina) untuk daerah pemilihan Tamu 2, Sagaing; Ms. Aulina Adamy (Indonesia) untuk daerah pemilihan Kachin 2, Kachin; Mr. Amaёl Vier (Prancis) untuk daerah pemilihan Tamwe, Yangon dan Mr. Saul Luna Vargas untuk Yangon.

Dalam satu tim, setiap observer mendapatkan bantuan satu orang interpreter, dan satu orang sopir. Penulis dibantu oleh interpreter Ms. Esther Nu Cuai. Penulis ditempatkan di Chin State di dua daerah pemilihan yaitu Matupi 1 dan Kanpetlet. Kedua daerah ini berada di daerah pegunungan dan hanya bisa dilalui dengan jalan darat. Untuk mencapai Matupi, diperlukan perjalanan darat selama dua hari. Pada hari pertama, dari Bandara Nyaung U ke Matupi, kami mengambil jalan melalui Mindat dan menginap semalam di sana. Jalan ke sana berkelok-kelok, melewati pegunungan, sebagian belum beraspal, licin dan sempit. Kadang-kadang masih terlihat sapi dan kerbau melintas di pinggir jalan. Keesokan harinya setelah menginap di Mindat, kami melanjutkan perjalanan menyusuri lereng pegunungan yang berkabut menuju Matupi. Jalan kembali berkelok-kelok, gerimis membuat sebagian besar jalan yang tak beraspal menjadi licin berlumpur. Kabut membuat jarak pandang semakin terbatas. Memang tidak banyak kendaraan yang melewati jalur tersebut, namun dari arah berlawanan dapat muncul mobil atau motor dengan kecepatan tinggi.

Menjelang sore, kami tiba di Matupi. Di sana sudah ada pemantau lokal, bernama U Thang Kee yang akan bergabung dengan kami melakukan pemantauan. Setiba di Matupi, kami segera mengunjungi Matupi Township Election Commission untuk mendapatkan informasi mengenai persiapan pemilu dan pelaksanaan advance voting.

Di Myanmar dalam penyelenggaraan pemilunya dimungkinkan adanya Advance Voting (pemungutan suara yang dimajukan harinya sebelum hari pemungutan suara). Advance voting dalam pemilu sela 2018 dilakukan sejak tanggal 24 Oktober – 2 November 2018. Terdapat beberapa kategori untuk pemilih advance voting, yaitu pemilih yang akan berada di luar daerah pemilihan sementara mereka sudah terdaftar sebagai pemilih pada hari pemilihan, termasuk di dalamnya mahasiswa, peserta pelatihan, tahanan dan pasien rumah sakit yang berada di dalam negeri. Yang berada di luar negeri meliputi pejabat dan staf kedutaan dan konsuler, pekerja migrant dan mahasiswa. Mereka yang berada dalam daerah pemilihan namun secara fisik tidak dapat mendatangi tempat pemungutan suara seperti lanjut usia, yang sedang sakit atau penyandang disabilitas, ibu yang sedang merawat bayi, militer dan polisi yang bertugas pada hari pemungutan suara. Pada tanggal 1-2 November 2018 diadakan advance voting bagi pemilih dalam daerah pemilihan yang tidak dapat hadir dan memberikan suara di tempat pemungutan suara, mereka dapat mengikuti advance voting di Subkomisi Pemilihan Umum tingkat kelurahan/desa.

Terdapat dua kandidat yang akan bertarung dalam pemilu sela memperebutkan kursi yang kosong di State Hluttaw setelah petahana dari National League for Democracy (NLD) bernama U Horn Keng meninggal dunia. Kedua kandidat adalah U Aung Htan dari NLD dan U Aung Lyan dari Chin League for Democracy. Kami sempat bertemu dengan U Aung Lyan salah seorang kandidat. Sementara kandidat dari NLD tidak dapat ditemui karena sedang berkampanye, tetapi kami sempat bertemu dengan pengurus partai NLD.

Secara keseluruhan persiapan pemilu sela di Matupi berjalan dengan lancar dan situasi keamanan pun kondusif. Pada saat kami akan meninggalkan Matupi menuju Kanpetlet, kami sempat bertemu dengan Ketua Chin State Election Commission U Lin Kyaw. Beliau sempat menyatakan salah satu penyebab damainya pelaksanaan pemilu karena kedua calon berasal dari agama dan etnis yang sama, sehingga konflik dapat diredam.

Hari kami meninggalkan Matupi adalah hari terakhir kampanye yaitu pada tanggal 1 November 2018. Tanggal 2 November 2018 merupakan masa tenang, di mana kandidat maupun partai politik sudah tidak lagi diperbolehkan melakukan kampanye. Di hari terakhir kampanye, NLD mengadakan kampanye besar-besaran. Sekitar pukul 9 pagi kami melanjutkan perjalanan kembali ke Kanpetlet dan tiba di sana sekitar pukul 7 malam. Perjalanan kembali melewati jalan pegunungan, di pagi hari cuaca cerah namun menjelang siang kembali berkabut dan gelap. Namun menjelang sore cuaca kembali cerah sampai tiba di Kanpetlet.

Sama seperti Mindat dan Matupi, Kanpetlet juga merupakan daerah pegunungan yang sangat dingin. Pengaturan listrik juga terjadi di Kanpetlet, di mana listrik hanya menyala dari pukul 6 sore sampai 10 malam, setelah itu listrik dipadamkan. Tidak hanya di hotel, namun juga di rumah penduduk. Ketika pagi sudah menjelang di Kanpetlet, kami mengunjungi Kanpetlet Township Election Commission untuk mendapatkan informasi mengenai pemilu dan advance voting. Kami sempat mengunjungi 2 tempat pemungutan suara yang juga melaksanakan advance voting di daerah blok Myoma 1 dan 2. Di Myoma 1 advance voting sudah selesai dilaksanakan dan mereka sedang menyiapkan tempat pemungutan suara untuk pelaksanaan pemilu sela tanggal 3 November 2018.

Di depan tempat pemungutan suara sudah terpasang daftar pemilih di mana pemilih sudah dapat mengecek nama mereka. Di dalam tempat pemungutan suara sudah tersimpan kotak suara berisi surat suara advance voting. Kotak suara itu disegel di keempat sisi dengan nomor segel yang berbeda. Kotak suara advance voting memiliki tutup berwarna putih dan menggunakan kotak plastik transparan, sementara untuk pelaksanaan pemungutan suara pada tanggal 3 November 2018 digunakan kotak suara plastik dengan tutup hijau. Kami juga diperlihatkan contoh surat suara yang digunakan untuk advance voting. Pemilih di sini memberikan suara dengan membubuhkan stempel pada kolom yang dipilihnya. Cara pemberian suara yang sama juga dilakukan pada pemungutan suara tanggal 3 November 2018 yaitu dengan membubuhkan stempel.

Dua tempat pemungutan suara di Blok Myoma 1 dan 2 merupakan tempat pemungutan suara dengan jumlah pemilih lebih dari seribu pemilih dalam daftar pemilih. Banyaknya petugas di tempat pemungutan suara tergantung pada jumlah pemilih yang akan dilayani. Di Myoma 2, terdapat tiga meja pendaftaran yang dilayani masing-masing 2 petugas, setiap meja melayani 400 pemilih, nomor urut 1-400 di daftar pemilih akan dilayani di  meja 1, nomor 401-800 di meja 2, dan 801-1.200 dilayani di meja ketiga dan disediakan 3 bilik suara. Untuk pemilih advance voting tidak perlu mencelupkan jari ke tinta, pencelupan jari ke tinta hanya dilakukan untuk pemilih yang memberikan suara pada hari pemungutan suara.

Pemilu sela di Kanpetlet diselenggarakan untuk mengisi kursi kosong di Pyithu Hluttaw setelah meninggalnya U Zan Khain dari NLD. Kami berhasil menemui 3 dari 4 kandidat. Terdapat 4 kandidat yang akan mengikuti pemilu sela di Kanpetlet, yaitu U Kee Htan Lun dari Chin National Democratic Party, U Nyunt Win dari National League for Democracy (NLD), U Ma Nar Naing dari Union Solidarity and Development Party (USDP) dan U Ma Nar Shin dari Chin Progressive Party. Kandidat yang berhasil kami temui adalah U Kee Htan Lun, U Nyunt Win dan U Ma Nar Naing. Karena sudah memasuki masa tenang, tidak ada kegiatan kampanye lagi dan kantor partai sudah tutup, tetapi kami masih berkesempatan menemui calon sekitar pukul 2 siang. Daftar pemilih merupakan salah satu masalah yang muncul dalam pemilu sela menurut para kandidat. Daftar pemilih yang berbasis data pemilih pada Pemilu 2015 masih memuat nama pemilih yang sudah meninggal atau sudah pindah ke luar daerah pemilihan. Banyak pemilih tidak mengecek apakah namanya masih ada di daftar pemilih, karena sudah pernah memilih pada Pemilu 2015.

Pemungutan suara pemilu sela pada hari Sabtu, 3 November 2018 dibuka pukul 6 pagi dan ditutup pada pukul 4 sore waktu setempat. Di tempat pemungutan suara Myoma 1, kami menyaksikan pembukaan polling station pada pukul 6 pagi. Pembukaan disaksikan juga oleh perwakilan partai politik, pemantau lokal dan internasional, serta media. Pada saat pembukaan, belum terlihat antrian pemilih. Pemilih yang datang memilih tidak perlu menunjukkan tanda pengenal ataupun kartu pemilih, tetapi cukup menyebutkan nomor urut mereka pada daftar pemilih kepada petugas pendaftaran. Setelah menandatangani daftar hadir, mereka diberikan surat suara untuk kemudian memilih di balik bilik suara. Setelah memilih, surat suara dimasukkan ke kotak suara, dan pemilih mencelupkan jari kelingking ke tinta, kemudian keluar dari tempat pemungutan suara.

Tempat pemungutan suara di Kanpetlet dibuka di gedung-gedung sekolah. Beberapa berlokasi di tempat yang cukup tinggi, harus menaiki tangga titian yang terbuat dari kayu dan menyusuri jalan setapak menuju pintu masuk tempat pemungutan suara. Sekilas tampak tidak akses bagi pemilih disabilitas maupun orang lanjut usia. Akan tetapi, memang pemungutan suara untuk disabilitas dan orang lanjut usia dilakukan melalui advance voting. Advance voting ada yang dilakukan door to door, petugas mendatangi pemilih, ada pula yang dilakukan dengan menjemput pemilih kemudian diantar ke tempat pemungutan suara, seperti di Desa Kyait Khyan pemilih lanjut usia yang telah berusia 120 tahun dijemput dengan motor dan digendong ke TPS untuk memberikan suara.

Di beberapa tempat pemungutan suara tampak remang-remang karena tidak menggunakan lampu dan hanya mengandalkan cahaya matahari. Ketika cahaya matahari berkurang, maka ruangan menjadi redup. Petugas TPS-nya berharap proses pemungutan dan penghitungan suara berlangsung cepat sehingga selesai sebelum hari menjadi gelap. Di enam TPS yang kami datangi, petugas TPS perempuan tampak mendominasi jumlahnya, meskipun yang menjadi Ketua TPS biasanya laki-laki.

Kami menyaksikan penutupan pemungutan suara kembali di Myoma 1. Pemungutan suara ditutup tepat pukul 4 sore dan diumumkan oleh Ketua Polling Station. Karena tidak ada lagi pemilih yang mengantri, segera dilakukan persiapan penghitungan suara. Petugas menyiapkan kursi-kursi untuk perwakilan partai, pemantau dan media yang akan menyaksikan penghitungan suara. Petugas menyiapkan papan tulis besar untuk menempelkan formulir penghitungan suara. Setiap kandidat mendapat satu formulir yang nantinya akan diisi dengan jumlah suara yang didapat dalam bentuk tally. Di atas meja disiapkan 6 wadah, 1 wadah besar untuk meletakkan surat suara yang sudah dikeluarkan dari kotak suara, 4 wadah yang diberi nama masing-masing kandidat untuk meletakkan surat suara yang didapat oleh kandidat dan 1 lagi untuk meletakkan surat suara tidak sah.

Sebelum dilakukan penghitungan suara, Ketua KPPS membuka segel kotak suara. Kotak suara advance voting dibuka terlebih dahulu, surat suara dikeluarkan semua dan jumlah surat suara dihitung satu per satu terlebih dahulu, kemudian baru dimulai penghitungan suara yang diperoleh kandidat. Setelah selesai penghitungan suara advance voting, dilakukan penghitungan suara pemilu sela. Setelah surat suara dikeluarkan dari kotak suara, dihitung dulu satu per satu, baru kemudian dilakukan penghitungan suara untuk setiap kandidat. Surat suara yang dimenangkan oleh kandidat diletakkan di dalam wadah sesuai dengan nama kandidat. Protes dari perwakilan partai politik sesekali terjadi jika terjadi salah membubuhkan tally atau salah hitung, juga ketika terdapat surat suara yang diragukan pilihannya, apakah akan dinyatakan tidak sah atau diberikan kepada calon. Akan tetapi, semua bisa diselesaikan dengan damai di tempat pemungutan suara dan semua pihak menerima hasilnya. Di TPS Myoma 1, pemenangnya adalah CNP mendapat 241 suara, diikuti NLD mendapat 195 suara, USDP mendapat 122 dan CPP mendapat 34 suara, dengan jumlah surat suara tidak sah sebanyak 7. Jumlah pemilih dalam daftar pemilih 1.119, 44 pemilih advance voting, 555 pemilih pada hari pemungutan suara.

Hasil pemungutan suara dari seluruh tempat pemungutan suara akan diserahkan ke komisi pemilihan umum tingkat township untuk direkapitulasi. Pada saat kami meninggalkan Kanpetlet, komisi pemilihan tingkat township baru menerima hasil dari 38 tempat pemungutan suara dari 69 yang ada di Kanpetlet. Oleh karena itu, komisi pemilihan umum tingkat township belum bisa memberikan pernyataan siapa yang memenangkan pemilu sela dan berapa angka partisipasi pemilih. Setelah rekapitulasi, hasil akan diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum Tingkat Negara Bagian untuk kemudian diumumkan pemenang pemilu sela.

Jakarta, 12 November 2018

Catherine Natalia

IEO#4 Matupi 1 dan Kanpetlet, Chin State, Myanmar