August 8, 2024

Suara Pemuda Tidak Bisa Dibeli

75,8% pemilih muda mengaku bahwa suaranya tidak bisa dibeli. Sebagian di antaranya tetap menerima pemberian uang atau barang. Dalam menentukan pilihannya, pemilih muda pun lebih mementingkan visi misi dan kepribadian calon dibanding faktor lainnya.

“Sebanyak 75,8% responden menyatakan suara mereka tidak bisa dibeli meskipun diberi sesuatu oleh kandidat,” kata Kepala Program Mobil Ide Rakyat, Rifqi Islami yang diluncurkan Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) di Jakarta Selatan (5/12).

Rifqi menerangkan, ada beberapa pertanyaan yang diajukan saat polling Mobil Ide Rakyat. Di antaranya money politics, privilege dalam dunia politik, hak angket Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK), dan faktor penentu dalam memilih presiden dan kriteria calon presiden yang pro anak muda.

Sementara pada pertanyaan privilege di karir politik, ada tanda kepercayaan diri pemuda. Sebanyak 58,6% responden mengungkapkan, anak muda dapat memiliki karir politik yang cepat dengan bermodalkan kecerdasan dan kompetensi yang dimiliki.

“Namun 39,2% responden berpendapat sulit bagi anak muda untuk memiliki karir cepat di dunia politik bila tidak disokong oleh pengaruh orang dalam yang kuat,” ujar Rifqi.

Lebih lanjut ia mengatakan, beberapa keresahan responden yang mendesak dan harus diselesaikan oleh presiden terpilih dalam lima tahun mendatang adalah masalah korupsi (21,4%), kondisi ekonomi yang tidak stabil (21,2%), serta kemiskinan (19,2%). Sementara pada pertanyaan apakah DPR perlu melayangkan hak angket guna melakukan penyelidikan dan menginvestigasi hasil putusan MK, sebanyak 64,1% menjawab perlu dilakukan. []