April 20, 2025

Hoaks Pemilu 2024 Didominasi TikTok dan YouTube

Sepanjang semester pertama 2024, penyebaran hoaks pemilu mengalami pergeseran signifikan ke platform berbasis video. Data terbaru menunjukkan bahwa TikTok menjadi saluran utama penyebaran hoaks dengan persentase 26,7%, diikuti oleh YouTube (25,4%), Facebook (23,7%), Twitter (12,8%), dan WhatsApp (5,2%).

Pakar komunikasi digital Erie menilai bahwa pergeseran ini menandakan meningkatnya popularitas platform berbasis video dalam menyebarkan informasi politik. “Popularitas TikTok di kalangan Gen Z dan milenial, yang merupakan pemilih pemula dengan porsi terbesar dalam Pemilu 2024, menjadikan saluran ini kunci dalam penyebaran hoaks. Ini menyoroti kebutuhan untuk fokus pada platform ini dalam strategi mitigasi disinformasi,” jelas Erie.

Menanggapi fenomena ini, Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Annisa Alfath mengapresiasi langkah Koalisi Lawan Disinformasi, yang terdiri dari 19 organisasi masyarakat sipil. Koalisi ini telah melakukan berbagai upaya, termasuk edukasi kepada pemilih agar tidak mudah terjebak hoaks, pre-bunking dan debunking, serta cek fakta.

Selain itu, Koalisi Lawan Disinformasi juga bekerja sama dengan platform media sosial untuk melakukan moderasi konten. Platform menyediakan kanal khusus bagi koalisi untuk melaporkan dugaan disinformasi, yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan berbagai langkah, termasuk penghapusan konten atau penutupan akun penyebar hoaks.

“Koalisi Lawan Disinformasi juga sering berdiskusi dengan penyelenggara pemilu dan platform media sosial untuk merumuskan kolaborasi dalam melawan disinformasi. Kolaborasi ini penting karena jika berjalan sendiri-sendiri, upaya melawan disinformasi akan lebih berat,” ujar Annisa.

Lebih lanjut, Perludem juga aktif dalam meningkatkan kapasitas pemantauan disinformasi dengan melatih mahasiswa di berbagai daerah. Kelompok mahasiswa dinilai memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap teknologi digital, sehingga mereka diharapkan dapat berperan aktif dalam pelaporan disinformasi serta edukasi politik di masyarakat.

Dengan tren hoaks yang semakin terkonsentrasi di platform berbasis video, sinergi antara masyarakat sipil, penyelenggara pemilu, dan platform media sosial menjadi semakin krusial dalam menangkal disinformasi, terutama menjelang Pilkada 2024 yang semakin dekat. []