Kampanye ketiga pasangan calon presiden-wakil presiden masih didominasi pola kampanye merespon isu, gimmick, dan tidak disertai usulan kebijakan konkret. Sebanyak 47,3% materi kampanye yang dipantau dari berita daring sejak 28 November-11 Desember 2023 tidak berdasarkan visi misi calon presiden-wakil presiden.
“Dari banyaknya isu dan program yang disampaikan, hanya 20% yang menawarkan usulan kebijakan yang konkrit. Sisanya, 80% hanya memberikan janji, uraian masalah, simpati, dan tanpa ulasan kebijakan yang konkrit,” kata peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD), Aqidatul Izza Zain dalam diskusi “Membongkar 15 Hari Kampanye: Adu Gagasan atau Lucu-lucuan?” di Cikini, Jakarta Pusat (13/12).
Berdasarkan pantauan SPD di lima media daring, sebanyak 54,5% materi kampanye yang disampaikan calon presiden-wakil presiden berbasis program, 29,1% kampanye berbasis respon isu, dan 16,4% kampanye berbasis gimmick. SPD juga merangkum isu yang sering dikampanyekan calon presiden-wakil presiden di media sosial, di antaranya isu stunting, pajak, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kesejahteraan guru, pinjaman online, food estate, dana desa, Ibu Kota Nusantara (IKN), pemerataan pembangunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pendidikan, anak muda, dan korupsi.
“Kampanye dengan usulan kebijakan konkret, seluruh pasangan capres-cawapres persentasenya tak lebih dari 30%, lebih banyak yang tidak konkrit,” imbuhnya.
Selama dua minggu masa kampanye pasangan Anies-Muhaimin melakukan kampanye berbasiskan gimmick sebanyak 10,0%, kampanye merespon isu sebanyak 25,0%, dan program 65,0%. Sementara Prabowo-Gibran melakukan kampanye berbasis gimmick 31,6%, merespon isu sebanyak 36,8%, dan 31,6% untuk program. Dan basis kampanye pasangan Ganjar-Mahfud, sebanyak 6,3% gimmick, respon isu sebanyak 25,0% dan kampanye program sebanyak 68,8%.
“Sayangnya ketiga pasangan calon tersebut belum aware dengan isu anak muda, padahal anak muda itu isunya tidak melulu soal lapangan pekerjaan, tapi ada juga isu lingkungan dan kesehatan mental,” ujar Izza.
Direktur Warga Muda, Bilal Sukarno menganggap, yang disampaikan oleh ketiga pasangan calon presiden-wakil presiden tidak seperti yang terjadi di lapangan. Calon presiden-wakil presiden banyak kampanye soal lingkungan namun balihonya tersebar di seluruh kota dan tertancap di pohon-pohon. Padahal menurutnya, Pemilu 2024 harusnya berorientasi pada masa depan dan mulai peduli dengan isu-isu anak muda.
“Ketiga pasangan tidak peduli dengan mental anak muda, bahkan masa kampanye malah merusak mental-mental anak muda,” ucap Bilal. []