Mungkin, di Indonesia perlu ada kebijakan dan advokasi yang lebih kuat terkait perlindungan hewan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membentuk partai politik khusus yang fokus pada isu-isu perlindungan hewan. Partai hewan bisa menjadi wadah untuk mengadvokasi kebijakan yang mendukung kesejahteraan hewan, melibatkan masyarakat dalam perlindungan lingkungan, dan memastikan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku eksploitasi hewan.
Jujur ya, saya geram ketika melihat banyak berita mengenai eksploitasi hewan. Yang terbaru, ada gajah di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau. Mamalia besar bernama Rahman ini mati diduga akibat eksploitasi oknum manusia yang tidak bertanggung jawab karena perburuan gading gajah.
Kondisi seperti Rahman memang sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Terkadang kelakukan buas kekejaman manusia melebihi binatang. Eksploitasi hewan, terutama yang melibatkan spesies yang dilindungi, seperti gajah, adalah ancaman serius terhadap keberlanjutan lingkungan dan keberagaman hayati.
Bukan cuma itu, pada era sekarang ini, marak juga influencer media sosial yang dengan bangganya memelihara satwa liar. Padahal, tidak jarang banyak orang yang menilai bahwa hal itu cuma eksploitasi hewan berkedok konservasi hewan. Bukan pula untuk edukasi, tapi lebih terlihat seperti eksploitasi.
Partai Hewan di Negara Lain
Kita bisa melihat partai hewan di negara lain. Di antaranya Belanda yang punya partai hewan bernama Partij voor de Dieren (PvdD) atau dalam bahasa Indonesia berarti Partai untuk Hewan. Partai ini mengklaim sebagai partai pertama di dunia yang sukses tanpa mengutamakan kepentingan manusia dalam jangka pendek, tapi lebih fokus pada kesejahteraan planet dan semua makhluk yang mendiaminya.
Selain di Belanda partai hewan hadir di banyak negara dengan ragam nama. Ada Animal Justice Party di Australia. Animal Party Cyprus di Siprus. Animal Protection Party of Canada di Kanada. Ada Animal Welfare Party, Inggris Raya. Ada DierAnimal untuk Belgia. Djurens Parti di Swedia. The Animal Justice Party of Finland (EOP) di Finlandia. Greek Party for the Animals di Yunani. Ada PACMA di Spanyol. Pessoas-Animais-Natureza (PAN), Portugal. Ada Parti Animaliste di Prancis. Partido ANIMAIS di Brazil. Party for Animal Welfare, Irlandia. Ada PONA di Maladewa. The Humane Party di Amerika Serikat. Ada Tierpartei Schweiz di Swiss. Tierschutzpartei di Jerman. Ada Veganerpartiet di Denmark.
Nantinya, jika ada partai hewan di Indonesia, diharapkan ada perwakilan yang khusus memperjuangkan hak dan kebutuhan hewan di tingkat legislatif. Pemerintah pun bisa bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah (NGO) dan masyarakat sipil untuk mengembangkan kebijakan yang lebih efektif dan bertanggung jawab terkait perlindungan hewan.
Pentingnya Peduli Hewan
Partai punya peran yang tidak cuma terbatas pada isu-isu manusia, tapi juga seharusnya peduli terhadap kesejahteraan hewan karena hal ini bisa menjaga keseimbangan ekosistem. Kebijakan-kebijakan publik yang berfokus pada perlindungan dan kesejahteraan hewan mencerminkan tanggung jawab moral dan etis suatu masyarakat.
Partai bisa memainkan peran penting dalam mengadvokasi perlunya perlindungan hewan melalui legislasi yang mengatur hak-hak hewan, menghentikan praktik-praktik kejam terhadap hewan, dan mendukung upaya konservasi satwa liar. Dengan memasukkan isu ini dalam platform-nya, partai tidak hanya memperlihatkan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan, tapi juga menjunjung tinggi nilai ekosistem yang seimbang.
Dukungan terhadap kesejahteraan hewan bisa mendapatkan simpati dan dukungan luas dari masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan alam. Tidak hanya manusia, hewan juga punya hak. Hak-hak hewan adalah prinsip etis yang menegaskan bahwa hewan juga memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati dan dilindungi oleh manusia. Pemberian hak kepada hewan berarti mengakui bahwa hewan-hewan memiliki nilai yang penting dan hak-hak yang tidak boleh diabaikan.
Deklarasi Universal Hak-Hak Hewan telah diproklamasikan oleh UNESCO pada 15 Oktober 1978 di Paris. Isinya menegaskan hak-hak dasar semua hewan. Poin penting dari deklarasi ini di antaranya: semua hewan punya hak hidup dan untuk hidup dengan martabat; hewan mesti dihormati, dan manusia tidak boleh merampas hak hewan atau mengeksploitasinya; semua hewan berhak atas perhatian, perawatan, dan perlindungan manusia, dan lainnya.
Deklarasi ini bertujuan melindungi hak-hak hewan serta meningkatkan kesadaran akan perlunya perlindungan hewan di seluruh dunia. Dalam deklarasi tersebut juga terdapat lima hak asasi hewan, yakni bebas dari rasa lapar dan haus; bebas dari rasa tidak nyaman, penganiayaan, dan penyalahgunaan; bebas dari rasa sakit, cedera, dan penyakit; bebas dari rasa takut dan tertekan; serta bebas mengekspresikan perilaku alami.
Peduli dengan hewan punya dampak penting dalam berbagai aspek, mulai dari moral, etika, lingkungan, hingga sosial. Kesejahteraan hewan perlu diprioritaskan. Hal ini merupakan bagian dari hak hewan yang menjadi aspek penting dalam kewajiban moral dan etis manusia.
Sebagai makhluk yang lebih kuat dan sadar secara moral, manusia punya tanggung jawab untuk melindungi makhluk hidup lainnya di planet ini, termasuk hewan. Ini merupakan bagian dari tanggung jawab moral manusia. Tujuannya untuk memperlakukan makhluk lain dengan keadilan, kasih sayang, dan empati.
Perlakuan kejam terhadap hewan, seperti penangkapan liar yang merusak atau perlakuan tidak manusiawi dalam industri peternakan, menyebabkan penderitaan. Oleh karena itu, menjadikan perlindungan hak hewan sebagai prioritas adalah langkah penting dalam menjaga integritas moral dan etika kita. Selain itu, perjuangan untuk hak hewan juga memiliki dampak lebih luas.
Hal Ini menciptakan penghargaan terhadap keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan ekosistem. Pada gilirannya, semua berdampak positif pada kesehatan manusia. Perlindungan hewan juga mendorong inovasi dalam manajemen hewan yang lebih baik, yang membantu menciptakan teknologi dan praktik yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.
Selain itu, edukasi masyarakat juga sangat penting. Tujuannya adalah peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan kehidupan hewan. Dengan demikian, perubahan perilaku masyarakat dapat membantu mengurangi eksploitasi hewan dan merawat alam sekitar.
Semoga kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan ramah terhadap semua makhluk hidup, termasuk hewan. Umumnya, hewan tidak bisa membela diri dari ancaman eksploitasi yang dilakukan oknum manusia yang tidak bertanggung jawab.
Penting untuk diingat bahwa perlindungan hak hewan bukan cuma soal moralitas, tapi juga berdampak luas pada aspek-aspek kehidupan lainnya. Dengan menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi eksploitasi hewan, kita juga berinvestasi dalam keberlanjutan planet bumi. []
RAIHAN MUHAMMAD
Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang