September 13, 2024

Pilkada 2024: Dominasi Calon Tunggal dan Dilema Kotak Kosong

Fenomena calon tunggal melawan kotak kosong kembali muncul di beberapa daerah pada Pilkada 2024. Hal itu mencerminkan dinamika politik yang kompleks, partai-partai besar bersatu dalam satu koalisi sehingga hanya sedikit ruang bagi calon lain untuk maju. Pada Pilkada 2024 mendatang, setidaknya akan ada 43 daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon.

“Fenomena ini menunjukkan kuatnya koalisi partai-partai besar yang menguasai perpolitikan lokal. Namun di sisi lain, hal ini juga memperlihatkan keterbatasan partai politik dalam mempersiapkan kader-kader berkualitas yang siap bersaing dalam pilkada,” kata Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati dalam diskusi Medcom.ID bertajuk “Kenapa Kotak Kosong Ngetren di Pilkada 2024?”(2/8).

Khoirunnisa menjelaskan, kotak kosong pertama kali muncul pada Pilkada 2015, ketika Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan pilkada tetap dilaksanakan meski hanya ada satu pasangan calon. Dalam putusan tersebut, MK memberikan alternatif bagi pemilih dengan menambahkan kotak kosong sebagai pilihan.

“Sejak saat itu, kotak kosong menjadi fenomena yang terus berulang di beberapa Pilkada berikutnya, termasuk pada tahun 2017, 2018, dan 2020,” imbuhnya.

Selain itu, salah satu faktor penyebab munculnya pasangan calon tunggal juga disebabkan keengganan partai politik mencalonkan figur yang dianggap tidak memiliki peluang menang. Masalah lainnya, hasil pemilu nasional sering kali mempengaruhi keputusan partai di tingkat daerah dengan memilih mendukung calon dengan peluang menang lebih besar.

“Aturan pilkada menyatakan bahwa jika pasangan calon tunggal tidak berhasil meraih lebih dari 50% suara, maka kotak kosong akan dinyatakan sebagai pemenang, dan Pilkada harus diulang. Hal ini pernah terjadi di Kota Makassar pada tahun 2018, di mana kotak kosong berhasil menang melawan calon tunggal,” jelas Khoirunnisa.

Lebih lanjut, Khoirunnisa berpesan, untuk masyarakat yang hanya memiliki satu pasangan calon di pilkada, keberadaan kotak kosong menjadi pilihan penting mengekspresikan suara. Menurutnya, Pilkada 2024 menjadi ujian bagi demokrasi lokal di Indonesia, untuk pemantauan ketat dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci untuk memastikan Pilkada 2024 berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang memang dipilih rakyat. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.