November 15, 2024

Tak Netral, Kapolsek Mantrijeron Dicopot

YOGYAKARTA – Kepala Kepolisian Sektor Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Komisaris Totok Suwantoro, dicopot dari jabatannya karena mendukung salah satu pasangan calon Wali Kota Yogyakarta. Pencopotan itu dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Komisaris Besar Teguh Sarwono di Markas Kepolisian Resor Kota Yogyakarta, kemarin.

Teguh mengatakan pencopotan ini sebagai respons cepat kepolisian atas laporan Panitia Pengawas Pemilu. Totok dinilai telah melanggar kode etik kepolisian pasal 12 huruf e dengan melakukan kegiatan politik praktis. Pencopotan ini merupakan langkah awal dalam menindak kasus tersebut. “Jika dalam penyidikan ditemukan kegiatan politik praktis lainnya, sanksinya akan lebih berat,” kata Teguh.

Ahad lalu, Totok mengikuti kampanye yang digelar oleh pasangan Haryadi Suyuti-Heroe Purwadi. Sebagai Kapolsek, ia memberikan sambutan tentang pengamanan saat pilkada. Namun kemudian ia ikut bernyanyi campursari yang liriknya diganti dan menjurus memberi dukungan kepada Haryadi-Heroe.

Dalam lagu berjudul Balen itu, ia mengganti liriknya menjadi Jan jane dik aku wis rindu, Wis rong tahun lawase ora ketemu, Eling eling dik jamane semono, runtang runtung Dukung Pak Haryadi anane ra ono liyo. Lalu ada lagi lirik yang berbunyi Horotoyoh… nganggo teklek kecemplung kalen, timbang golek dik, Pak Haryadi sowan mriki.”

Divisi Pencegahan dan Hubungan Antarlembaga Panitia Pengawas Kota Yogyakarta, Iwan Ferdian, mengaku mempunyai bukti ketidaknetralan Totok dalam acara itu. “Itu bagian dari kampanye jika liriknya menjurus seperti itu,” ujarnya.

Totok digantikan oleh Komisaris Agus Setiabudi, Kepala Bagian Analis Operasional Kepolisian Resor Kota Yogyakarta. Totok selanjutnya ditempatkan sebagai perwira menengah di Polda. “Ini komitmen Polri. Karena sudah diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah bahwa Polri harus netral,” kata Teguh.

Dalam upacara pergantian itu juga diundang semua Kapolres dan pejabat utama di semua kesatuan. Mereka diminta tidak ikut terlibat dalam politik praktis. “Tugas polisi hanya pengamanan saja, bukan lainnya, apalagi sampai tampil di podium, memberi sambutan atau menghibur,” kata Teguh. MUH SYAIFULLAH | SHINTA MAHARANI

http://koran.tempo.co/konten/2016/11/08/407828/Tak-Netral-Kapolsek-Mantrijeron-Dicopot