August 8, 2024

Tim Seleksi KPU-Bawaslu Menjaring Masukan dari Penyelenggara Pemilu

Tim Seleksi Anggota Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu meminta masukan dari penyelenggara pemilu untuk memberikan gambaran Pemilu 2024 sekaligus memetakan kebutuhan penyelenggara pemilu periode 2022-2027. Masukan dari penyelenggara diperlukan agar mendapatkan calon anggota KPU dan Bawaslu yang mampu menjawab tantangan Pemilu 2024.

Pertemuan pertama dilakukan bersama anggota Komisi Pemilihan Umum secara virtual, Selasa (26/10/2021). Selanjutnya, pertemuan juga dijadwalkan dengan Badan Pengawas Pemilu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, serta masyarakat sipil.

Pihaknya melakukan pertemuan dengan berbagai pihak yang dianggap memiliki kaitan dalam proses seleksi. Pertemuan untuk mendapatkan informasi, data, dan pengalaman agar proses seleksi KPU dan Bawaslu lebih berkualitas.

Ketua Tim Seleksi Anggota KPU-Bawaslu Juri Ardiantoro mengatakan, pihaknya melakukan pertemuan dengan berbagai pihak yang dianggap memiliki kaitan dalam proses seleksi. Pertemuan untuk mendapatkan informasi, data, dan pengalaman agar proses seleksi KPU dan Bawaslu lebih berkualitas. Dalam pertemuan itu, timsel ingin mendapatkan informasi-informasi terbaru dan pengalaman dari penyelenggara pemilu saat ini.

”Kami ingin mendapatkan cerita tentang penyelenggaraan pemilu sehingga punya gambaran pemilu kemarin dan pemilu ke depan, serta orang-orang seperti apa yang dibutuhkan sebagai penyelenggara,” katanya.

Anggota Timsel KPU-Bawaslu, Endang Sulastri, menuturkan, penyelenggara akan menghadapi berbagai tantangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Oleh sebab itu, diperlukan sosok penyelenggara yang sangat kuat, kredibel, dan memiliki integritas.

”Kami ingin mendapatkan gambaran sehingga bisa menemukan sosok yang bisa menjawab tantangan-tantangan Pemilu 2024 sebagaimana akan mereka hadapi dan perlu diselesaikan,” ucapnya.

Menurut anggota Timsel KPU-Bawaslu, Betti Alisjahbana, estafet antara anggota KPU periode sekarang dan periode mendatang harus berjalan mulus. Masukan dari KPU periode sekarang akan menjadi perhatian bagi timsel saat sesi tanya jawab dengan calon penyelenggara pemilu yang mendaftar. Jika mampu menjawab tantangan ke depan, anggota KPU terpilih bisa segera bekerja maksimal tanpa harus mengalami masa transisi yang cukup lama.

”Semakin sedikit masa transisi, anggota KPU terpilih bisa segera bekerja dan peralihannya berjalan mulus. Anggota KPU periode berikutnya bisa segera berlari kencang untuk meneruskan apa saja yang sudah dirintis dari sekarang,” kata Betti.

Ketua KPU Ilham Saputra menuturkan, KPU memerlukan sosok yang memiliki integritas. Sebab, godaan dan beban kerja yang tinggi sebagai penyelenggara pemilu membutuhkan orang-orang yang sudah teruji kemampuannya. Selain itu, ia berharap agar anggota KPU terpilih bisa mempertahankan dan melanjutkan kerja-kerja KPU periode 2017-2022 yang sudah berjalan dengan baik.

Adapun anggota KPU, Evi Novida Ginting Manik, berharap, anggota KPU terpilih memiliki komitmen untuk melanjutkan program dan kebijakan yang telah dirintis pada periode ini. Penyelenggara juga mesti berpikir out of the box sehingga memiliki inovasi dan pemikiran yang visioner agar pemilu selanjutnya bisa mudah, murah, cepat, transparan, dan akuntabel.

Anggota KPU Arief Budiman mengingatkan, kerja anggota KPU adalah kolektif kolegial. Maka, penyelenggara harus bisa bekerja secara internal sebagai tim maupun sebagai sesama penyelenggara lainnya. Jika anggota KPU terpilih tidak memahami kedudukan masing-masing, hal itu akan berpengaruh terhadap kinerja individu maupun KPU secara kelembagaan.

”Kalau di internal KPU kuat dan solid, maka akan sangat mendukung kinerja yang baik terhadap capaian yang menjadi program kerja mereka. Sebesar apa pun tantangan dan godaan bisa diselesaikan. Tetapi, kalau antarpersonel tidak solid, akan menjadi sedikit rumit,” ujarnya.

Selain itu, lanjut anggota KPU RI dua periode ini, KPU juga membutuhkan orang-orang yang mampu memosisikan diri dalam membangun kerja tim di internal maupun eksternal tanpa mengurangi prinsip-prinsip yang harus dijaga sebagai penyelenggara pemilu yang profesional. Karakter seperti ini diperlukan karena dalam menjalankan tugasnya, KPU juga harus berhubungan dengan Bawaslu, DKPP, pemerintah, serta Dewan Perwakilan Rakyat.

”Kuncinya ada pada integritas yang baik dan bekerja transparan. Jadi, tidak sembunyi-sembunyi dan terbuka saat berhubungan dengan pihak eksternal. Ini bisa terjadi kalau penyelenggara profesional dan berkualitas,” kata Arief.

Anggota KPU lainnya, Viryan Azis dan Pramono Ubaid Tanthowi, menyoroti tentang aspek pengalaman menjadi penyelenggara pemilu harus dipenuhi oleh anggota KPU periode 2022-2027.

Pengalaman

Adapun anggota KPU lainnya, Viryan Azis dan Pramono Ubaid Tanthowi, menyoroti tentang aspek pengalaman menjadi penyelenggara pemilu harus dipenuhi oleh anggota KPU periode 2022-2027. Integritas pun harus baik karena penyelenggara pemilu yang dipercaya menjadi garansi bagi penyelenggaraan pemilu ke depan.

”Soal pengalaman menjadi penting karena tantangan KPU dan Bawaslu bukan hanya soal elektoral, tetapi ada tekanan politik. Komunikasi dengan elite politik membutuhkan kematangan yang tidak bisa didapatkan kalau tidak punya pengalaman bekerja dari bawah. Kematangan dan kegigihan dalam berargumentasi dengan elite politik tidak bisa didapatkan, kecuali dari pengalaman,” ujar Pramono.

Menurut anggota KPU, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, KPU saat ini tengah menyiapkan 19 rancangan Peraturan KPU untuk pemilu dan 14 PKPU untuk pilkada. Regulasi mesti segera disiapkan karena ada tantangan tidak berubahnya undang-undang di tengah kompleksits kebutuhan yang berkembang, seperti adanya pandemi Covid-19.

”Kami mengembangkan inovasi yang filosofinya dua, yakni melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih dengan mendekatkan KPU kepada masyarakat melalui program desa peduli pemilu dan pemilihan,” tuturnya.

Menurut anggota KPU Hasyim Asy’ari, KPU RI membutuhkan sosok yang tidak hanya bisa seperti manajer, tetapi juga harus memiliki jiwa kepemimpinan. Sebab, mereka menjadi pemimpin kepemiluan di tingkat nasional yang cakupannya seluruh Indonesia. ”Anggota KPU harus mampu mendefinisikan karakter lembaga KPU yang nasional, tetap, dan mandiri,” ucapnya. (IQBAL BASYARI)

Dikliping dari artikel yang terbit di Kompas.ID https://www.kompas.id/baca/polhuk/2021/10/26/tim-seleksi-kpu-bawaslu-menjaring-masukan-dari-penyelenggara-pemilu