August 8, 2024

Timsel Calon Anggota KPU dan Bawaslu Cegah Potensi Kecurangan

Tim Seleksi Calon Angggota Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu mengantisipasi potensi terjadinya kecurangan pada seleksi tahap kedua yang akan dilaksanakan pekan depan. Proses tes ini dinilai menjadi bagian penting untuk menguji integritas dari calon.

Tim seleksi (timsel) telah mengumumkan 629 orang yang lulus penelitian administrasi. Mereka berhak mengikuti tahap berikutnya, yaitu seleksi tertulis, makalah, dan psikologi yang akan dilaksanakan pada 24-25 November 2021 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Timsel mengupayakan agar tidak terjadi kecurangan dalam pelaksanaan tes tersebut.

Anggota Timsel KPU-Bawaslu, Hamdi Muluk, menjelaskan, tes tertulis dilaksanakan dalam bentuk tes berbasis komputer (CAT) yang dilakukan langsung di JIExpo. ”Jadi tes pakai komputer tanpa terkoneksi ke internet. Hanya local area network (jaringan lokal) pakai kabel,” kata Hamdi saat dihubungi di Jakarta, Kamis (18/11/2021).

Ia menambahkan, pelaksanaan tes CAT diawasi oleh pengawas dan bukan dikerjakan dari rumah. Ketika peserta memasuki ruangan tes, mereka tidak boleh membawa buku, telepon genggam, flash disk, dan perangkat lainnya. Hamdi memastikan, tidak akan ada kecurangan dalam tes ini.

Setelah tes CAT, peserta diberi waktu istirahat satu jam dan dilanjutkan dengan menulis makalah di dalam ruangan tes. Peserta menggunakan komputer yang tidak terkoneksi ke internet. Di dalam komputer tersebut hanya akan ada program Microsoft Word. Peserta tidak boleh membawa telepon genggam, flash disk, dan buku catatan apa pun. Aturan tersebut diberlakukan untuk mencegah terjadinya kecurangan.

Tes psikologi dasar dilaksanakan pada keesokan harinya secara manual menggunakan kertas dan pensil. ”Ada menggambar seperti tes psikologi umum. Kira-kira delapan jam (pelaksanaan tes). Juga diawasi di ruangan sehingga peserta tidak bisa curang,” kata Hamdi.

Adapun penilaian tes CAT menggunakan teori tes modern, yakni Item Response Theory (IRT). Timsel akan memberikan bobot pada setiap komponen.

Timsel juga memberikan penekanan pada aspek yang sifatnya keharusan. Sebagai contoh, hasil tes seseorang menunjukkan aspek psikologisnya berbahaya atau berisiko seperti emosinya yang tidak stabil atau ada gangguan patologis. Orang tersebut bisa dinyatakan tidak memenuhi syarat walaupun makalah dan tes CAT-nya bagus.

Pengajar Ilmu Pemerintahan pada Universitas Komputer Indonesia Ferry Kurnia Rizkiyansyah yang juga merupakan mantan komisioner KPU menuturkan, untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam tes berbasis komputer, perangkat yang digunakan tes jangan sampai bocor ke pihak luar.

Komputer harus terjamin keamanannya dan tidak terkoneksi dengan internet. Komputer yang dipakai untuk tes hanya menggunakan LAN.

Timsel juga harus menjelaskan mekanisme pembuatan makalah secara jelas agar tidak ada masalah dalam pelaksanaan tes. Selain itu, perlu ditutup akses dari luar yang bisa mengakibatkan terjadinya kecurangan.

Ferry berharap, dari tes ini bisa dihasilkan anggota KPU dan Bawaslu yang memiliki kompetensi di bidang kepemiluan. Mereka harus teruji sehingga sesuai dengan harapan masyarakat. Karena itu, proses tes ini menjadi bagian penting untuk menguji integritas dari calon.

Ia menegaskan, apa yang terjadi pada tes ini akan menjadi cerminan dalam pelaksanaan pemilu nanti. Karena itu, timsel diharapkan mencegah segala kecurangan dalam tes ini dan jangan ada upaya untuk melakukan kecurangan demi kepentingan sesaat.

Ferry optimistis seleksi tahun ini akan menghasilkan orang yang memiliki kompetensi di bidang kepemiluan. Salah satu faktornya adalah banyaknya calon yang berlatar belakang sebagai anggota KPU dan Bawaslu pusat maupun daerah. Untuk menghasilkan penyelenggara pemilu yang kompeten, tes yang dilakukan timsel harus sesuai dengan bidang yang dibutuhkan dalam kepemiluan. (PRAYOGI DWI SULISTYO)

Dikliping dari artikel yang terbit di Kompas.ID