Dosen Ilmu Politik Universitas Gajah Mada (UGM), Arga Pribadi Imawan mengatakan ada lima tagar populer selama kampanye Pemilu 2024. Pertama, tagar #AsalBukanPrabowo. Melalui tagar ini, narasi yang menggiring pemilih untuk tidak memilih pasangan calon (paslon) nomor urut 02 dibangun. Narasi sering memaparkan bukti dan data terkait hal-hal buruk yang dilakukan oleh calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, di masa lalu. Tagar #AsalBukanPrabowo populer di media sosial X dan TikTok.
“Ini tagar yang menyudutkan paslon nomor urut 02. Hashtag yang menyudutkan paslon 02 memang sering sekali digunakan. Ada paslon nomor urut 3 yang menggunakan hashtag itu. Paslon nomor urut 01 juga menggunakan itu, menyudutkan paslon 02,” ujar Arga pada diskusi “Potret Gangguan Informasi di Pemilu 2024 dan Potensinya di Pilkada Serentak 2024”, Selasa (11/6).
Tagar populer kedua yakni #AnakHaramKonstitusi. Tagar ini muncul sebagai respons terhadap pencalonan Gibran Rakabuming Raka pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Putusan MK No.90/PUU-XXI/2023 memungkinkan warga negara Indonesia yang belum berusia 40 tahun tetapi pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah atau jabatan lain yang dipilih dalam pemilihan umum, dapat mencalonkan sebagai calon wakil presiden. Kehadiran paman Gibran, yakni Anwar Usman sebagai salah satu hakim MK dinilai sebagai faktor keluarnya putusan MK yang memuluskan langkah Gibran di Pemilu Presiden 2024.
Selanjutnya, yaitu tagar #TolakAnies. Tagar ini menarasikan capres nomor urut 01 yang pernah menjadi gubernur DKI Jakarta sebagai figur yang gagal. Anies dinarasikan tak menyelesaikan banyak program yang dijanjikannya di DKI Jakarta.
“Bahwa Anies meninggalkan beberapa pekerjaan yang tidak selesai. Beberapa narasi juga membawa konten yang menjelekkan Anies, dan ditemukan juga konten-konten dengan narasi pengkhianat,” kata Arga.
Tagar #NazarPemilu juga populer di media sosial. Tagar ini digunakan oleh pendukung ketiga paslon. Warganet menggunakan tagar #NazarPemilu untuk menyampaikan janji warganet apabila paslon yang didukungnya menang, atau paslon yang tak disukainya kalah.
Tagar populer lain ialah #LetHimCook. Tak seperti tagar #TolakAnies, tagar ini bernarasi positif terhadap Anies. Melalui tagar ini, pendukung Anies menjelaskan data-data mengenai rekam jejak dan prestasi Anies.
#GanjarWadas menjadi tagar terpopuler keenam. Tagar ini dibuat untuk membangun narasi bahwa capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo memiliki rekam jejak buruk dalam kasus sengketa tanah di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Dikatakan Arga, informasi yang disampaikan dalam #GanjarWadas tidak semuanya fakta.
“Sayangnya, informasi yang disebarkan di TikTok tidak sepenuhnya membahas Ganjar dan Wadas secara benar. Disinformasi banyak disebar dalam tagar ini,” pungkasnya.
Menurut Arga, tagar telah menjadi salah satu kunci dalam melakukan mobilisasi massa dan mengubah perilaku pemilih melalui media sosial. Tagar dibangun untuk mempopulerkan narasi tertentu, yang ternyata disukai oleh warganet. []