August 9, 2024

Di Pemilu 2014, Perempuan Caleg Pendatang Baru Lebih Dipilih Masyarakat Ketimbang Incumbent

Berdasarkan hasil penelitian Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengenai keterpilihan perempuan calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014, tingkat keterpilihan perempuan caleg pendatang baru lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keterpilihan perempuan caleg incumbent. Kasus Partai Golongan Karya (Golkar) misalnya, dari 16 kursi yang diperoleh untuk perempuan, 13 kursi untuk pendatang baru.

Hal yang sama terjadi pada lima partai politik peserta Pemilu 2014 lainnya, yakni Partai NasDem, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang tingkat keterpilihan incumbent lebih besar dari tingkat keterpilihan pendatang baru, yaitu 13 kursi untuk incumbent dan 8 kursi untuk pendatang baru.

“Mengejutkan bahwa ternyata, kursi untuk perempuan caleg yang baru itu lebih banyak daripada kursi untuk incumbent. Caleg baru totalnya 61 orang, sementara incumbent hanya 37 orang,” Kata Peneliti Perludem, Heroik Pratama, pada diskusi di Hotel Oria, Gondangdia, Jakarta Pusat (23/8).

Lebih lanjut, Heroik menyampaikan, bahwa perempuan yang berada pada nomor urut 1 paling banyak terpilih. Hasil penelitian menunjukkan, 62,14 persen perempuan di nomor urut 1 terpilih. Angka keterpilihan ini menurun secara signifikan pada perempuan di nomor urut 2, 3, 4, dan 5. Tingkat keterpilihan masing-masing hanya 16,96 persen, 4,46 persen, 4,64 persen, dan 3,75 persen.

“Jadi memang masih relevan untuk mengatakan bahwa nomor urut satu itu berpengaruh terhadap keterpilihan caleg. Makanya dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa yang terpilih untuk duduk di legislatif tidak ditentukan oleh nomor urut,” tandas Heroik.

Menanggapi hasil penelitian, salah satu anggota Partai Golongan Karya (Golkar), berinisial IM, menyampaikan bahwa pimpinan Partai Golkar tak memprioritaskan perempuan caleg incumbent berada di nomor urut 1. Incumbent telah diuntungkan oleh program reses, sehingga incumbent telah memiliki jaringan di daerah pemilihannya.

“Dia sudah sering reses, sudah punya jejaring luas. Kami juga mengutamakan pengurus partai untuk jadi caleg, meskipun tidak di nomor urut 1. Yang punya jejaring bagus dan kualitasnya bagus, bisa di nomor urut 1, seperti dulu Meutia Hafid. Dan, yang punya potensi di lapangan, itu di nomor urut 1 juga,” terang IM.подстаканник как в поезде купитьworld cargo association