September 13, 2024

Inisiatif Google untuk Pemilu Indonesia 2019

Google adalah salah satu perusahaan teknologi yang memiliki misi untuk mengelola informasi dan membuatnya berguna dan dapat diakses oleh semua orang. Pada momen Pemilu 2019, Google turut berpartisipasi untuk tiga tujuan, yakni membantu pemilih mendapatkan informasi yang kredibel dan terpercaya, membantu pemilih memahami proses pemungutan suara, dan membantu menjaga berjalannya pemilu.

Untuk mencapai tujuan yang pertama, Google telah bekerjasama dengan beberapa organisasi masyarakat sipil dalam menggagas berbagai inisiatif. Bersama Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Google meluncurkan pintarmemilih.id, sebuah platform yang menyediakan informasi data diri peserta pemilu dan informasi pemilihan. Google, Perludem, dan Indonesia Youth Internet Governance Forum juga mengedukasi lebih dari seribu mahasiswa di 10 universitas di seluruh Indonesia.

Kemudian bersama Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Redaksi, dan Siber Kreasi, Google menyelenggarakan program Tangkas, yakni workshop bagi perempuan agar perempuan tak termakan hoaks dan terpengaruh ujaran kebencian.

Google juga menggandeng Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) dalam program Cek Fakta Live sebagai koreksi data yang disampaikan calon presiden dan calon wakil presiden pada debat kandidat. Google dan AJI bahkan mengadakan workshop mengenai data hoaks dan berita palsu bagi para jurnalis. 2 ribu jurnalis telah dilatih selama tahun 2018, dan ditargetkan 3 ribu jurnalis lainnya dilatih pada tahun 2019.

“Dibawah naungan Cek Fakta.org, kami membantu pemirsa memahami konten yang disampaikan oleh capres dan cawapres selama debat berlangsung. Dan yang paling penting, menilai apakah konten-konten tersebut akurat. Ini adlaah pertama kalinya dilakukan di Indonesia,” kata Kepala Kebijakan dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia, Putri Alam pada acara yang diselenggarakan oleh Google di Menteng, Jakarta Pusat (27/3).

Selain itu, Google mengeluarkan produk Google News sebagai produk unggulan. Melalui Google News, Google berupaya mendekatkan berita-berita dari media yang kredibel dan akurat agar masyarakat terhindar dari disinformasi, serta hoaks atau berita bohong.

Untuk tujuan kedua, Google membantu pemilih memahami proses pemungutan suara  pada Pemilu 2019 melalui kerjasama dengan Kok Bisa dan beberapa influencer Youtube seperti Ria Ricis. Kok Bisa dan para influencer Youtube membuat konten-konten video edukasi yang mudah dicerna oleh pemilih, terutama pemilih milenial.

Terakhir, demi tujuan membantu pemilu tetap berjalan, Google mendaftarkan situs-situs teknologi informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), situs partai politik, situs berita, dan situs kampanye kepada Project Shield. Project Shield adalah sebuah layanan perlindungan siber gratis uang disediakan oleh Jigsaw. Hal tersebut dilakukan Google, sebab berdasarkan laporan Badan Siber Nasional (BSN), Indonesia mendapatkan 12,9 juta serangan siber sepanjang 2018, termasuk serangan Distributed Denial of Service (DDOS). Diprediksi BSN, jelang Pemilu 2019, serangan siber akan meningkat sebesar 15 persen.

“Serangan siber di masa pemilu semakin meningkat. Untuk itu, kami telah mendaftarkan sejumah situs penting ke Project Shield. KPU, Bawaslu, Cek Fakta, dan Perludem telah mendaftarkan situs mereka di Project Shield,” ujar Putri.

Google juga telah menyiapkan tim yang terdiri atas teknisi, data scientist, mantan penegak hukum, dan pengacara untuk memastikan Google search dan Youtube bersih dari konten-konten bermasalah. Google berharap, kehadiran teknologi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan demokrasi.

“Kemitraan menajdi fokus kami untuk membantu masyarakat Indonesia dan berpatisipais aktif di pesta demokrasi ini,” tukas Putri.