August 8, 2024

Dokter Spesialis EM: Tenaga Kesehatan Kekurangan APD, Bagaimana Mau Pilkada

Dokter Spesialis Kedaruratan Medis  atau Emergency Medic (EM) Rumah Sakit Muhammadiyah, Corona Rintawan, menyampaikan kondisi saat ini bahwa tenaga medis telah mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD). Kekurangan APD menyebabkan masker sebagai salah satu APD digunakan oleh tenaga medis berulang kali. Akibatnya, banyak tenaga medis yang tak kunjung sembuh dari Coronavirus disease 2019 (Covid-19) atau meninggal dunia.

“Masker, satu kali pakai, itu harus dilepas setelah pemakaian 8 jam. Setelahnya harus dibuang. Itu standarnya. Tapi karena tidka adanya ketersediaan yang cukup, saya harus memakai ulang masker ini. Saya harus mensterilisasi ulang masker ini. Batas berapa kalinya, itu lima kali kalau cukup. Kalau tidak, terpaksa lebih dari lima kali. Artinya apa? Begitu sudah dilakukan pemakaian ulang, maka kemampuan filtrasi yang ahrusnya 99 persen itu turun. Mungkin 92, mungkin 80. Itu yang menjelaskan banyak tenaga kesehatan yang masih positif dan meninggal. Karena masih belum ada ketersediaan APD yang cukup,” jelas Rintawan pada webkusi “Polemik dan Solusi Pilkada 2020” pada Selasa (9/6).

Sebab keberadaan tenaga medis vital dalam penanganan pandemi, Rintawan mendorong agar anggaran yang ada difokuskan kepada pembiayaan APD bagi petugas medis. Pilkada di tengah pandemi mesti dilihat sebagai hal yang kurang penting.

“Jadi, kenapa dananya tidak buat untuk memenuhi itu dulu? Sampai betul-betul tenaga kesehatan memakai APD yang sesuai standar internasional. Saya melihat, pilkada itu gak terlalu banyak bermanfaat di era seperti ini,” tandas Rintawan.

Menanggapi pernyataan Rintawan, Direktur Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akmal Malik mengatakan keputusan melanjutkan Pilkada Serentak di masa pandemi didukung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI telah menyatakan akan membantu di seluruh daerah yang terdapat cabang IDI.

“Kami berterima kasih kepada IDI yang memberikan penguatan kami untuk tetap optimis. Teman-teman IDI akan membantu hingga cabang-cabang IDI di seluruh daerah,” tukas Akmal.

Ia juga menyebutkan bahwa kegiatan verifikasi data dari rumah ke rumah dapat dilakukan dengan meminimalisir resiko terpapara Covid-19. Petugas pendata bantuan langsung tunai (BLT) telah melakukan verifikasi data dari rumah ke rumah, dan berjalan lancar.

“Kita juga belajar dengan teman-teman di Kemensos  (Kementerian Sosial) dalam melakukan verifikasi faktual bantuan sosial. Itu berjalan dengan baik. Khawatir itu manusiawi, tapi selama ini, kegiatan door to door sudah dilakukan oleh teman-teman BLT,” tutur Akmal.