Seorang sosiologis dari Polandia yang bernama Zygmunt Bauman pernah membuat tulisan mengenai kelahiran sebuah generasi muda yang dikategorikan sebagai generasi Y. Generasi Y merupakan generasi yang lahir pada tahun 80-an hingga 90-an dan memiliki karakteristik yang ditandai dengan ketergantungannya pada teknologi. Generasi ini belum pernah mengalami keadaan tanpa adanya akses pada teknologi informasi dan memiliki tendensi untuk selalu aktif mencari jawaban segala pertanyaannya lewat teknologi.
Itu sebabnya mereka dinamai generasi Y (Why) karena dikategorikan sebagai questioning generations(generasi yang mempertanyakan sesuatu). Keberadaan generasi Y ini salah satunya terlihat dari anak muda masa kini yang aktif di situs jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, Path, dll. Generasi ini juga lebih sering menggunakan alat pencari Google untuk mencari jawaban atas pertanyaan mereka daripada bertanya langsung pada guru atau orang tua.
Pendidikan pemilih dengan teknologi
Anak muda yang akrab dengan teknologi memiliki peluang besar untuk membuat dobrakan terutama yang berpengaruh secara politis. Bentuk dobrakan tersebut salah satunya ditunjukkan dari kemampuan mereka membuat aplikasi yang berguna untuk pendidikan politik. Baru-baru ini Perludem menyelenggarakan perlombaan Hackathon dalam rangka menciptakan aplikasi berbasis web dan mobile yang berisi tentang informasi kepemiluan.
Perlombaan itu nyatanya sebagian besar diikuti oleh partisipan dari kalangan anak muda. Perlombaan marathon dalam menciptakan aplikasi pemilu ini hasilnya ditujukan untuk disebarluaskan pada masyarakat secara bebas tanpa dipungut biaya. Peserta yang berhasil menciptakan aplikasi pemilu yang memenuhi kriteria penilaian juri akhirnya dipilih sebagai pemenang.
Kemampuan anak muda untuk melakukan sosialisasi pendidikan pemilih melalui kemajuan teknologi ini menunjukkan semakin signifikannya peran teknologi dalam meningkatkan partisipasi politik. Jika awalnya sosialisasi masih sebatas percakapan di lini masa jejaring sosial, kini sosialisasi pendidikan pemilih dapat dilakukan lewat aplikasi yang memuat informasi penting seputar pemilu.
Aplikasi yang dibuat secara interaktif seperti adanya fitur game pemilu atau quiz pemilu memungkinkan pengguna (user) aplikasi ini mengasah pengetahuannya mengenai pemilu. Selain sebagai bentuk pendidikan pemilih, adanya aplikasi buatan anak muda ini juga mendorong upaya transparansi dan efektifitas penyelenggara pemilu dalam rangka sosialisasi pemilu bagi masyarakat luas. []
FEBRILLIAN PRATAMI
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Indonesia