Maret 29, 2024
iden

Andai Hello Kitty Ikut Pilkada

 

Membaca judul tulisan ini mungkin beberapa pembaca akan berpikir bahwa penulis sedang bercanda ketika membuat tulisan ini. Hello Kitty adalah tokoh kartun anak-anak berbentuk kucing putih yang merupakan produk Sanrio, Jepang. Hello Kitty mulai muncul pada tahun 1976 dan masih popular hingga kini. Hello Kitty dapat ditemukan baik dalam bentuk boneka, stiker, alat tulis, tas, aksesories, maupun pernak-pernik lainnya. Namun kenyataannya, Hello Kitty memang pernah mencalonkan diri pada pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 2012.

Pencalonan Hello Kitty menambah partisipasi cerita nyata tokoh kartun dalam kontestasi pemilu. Sebelumnya, Alvin the Chipmunks pada 1960 pernah mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika Serikat dengan merilis lagu, “Alvin for President”. Lagu ini menjadi sangat popular dan menarik perhatian Presiden John F. Kennedy selama masa kampanye pemilihan presiden tahun 1960. John F. Kennedy sampai berkomentar “Saya bangga mengetahui bahwa setidaknya saya memiliki sedikitnya satu lawan yang berarti.” Dan maksudnya bukanlah Richard Nixon.

Pada tahun 2012 Hello Kitty mencalonkan diri dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat bersaing dengan Obama dan Mitt Romney. Hello Kitty mencalonkan diri dari Partai Friendship dengan platform “create more happiness, friendship, and fun”. Untuk keperluan kampanye, Hello Kitty mendirikan Markas Besar Tim Kampanye di LivingSocials 918 F Street, Washington DC. Hello Kitty juga membuat berbagai macam bahan kampanye dan juga melakukan kampanye melalui media sosial.

Terdapat akun Tim Kampanye Hello Kitty di Facebook bernama Hello Kitty for President Campaign Headquarters. Meskipun demikian, baik Hello Kitty maupun Alvin the Chipmunk tidak benar-benar tercantum dalam surat suara dan pilih oleh rakyat.

Fenomena calon alternatif di luar manusia sebenarnya pernah ditemukan juga di Mexico, yaitu di Kota Xalapa. Kota Xalapa yang berpenduduk 450.000 jiwa adalah ibukota Negara pantai Veracruz, Mexico, yang selama dua tahun terakhir diancam oleh kekerasan akibat obat-obat terlarang, skandal korupsi dan pembunuhan jurnalis. Di sana seekor kucing bernama Morris milik Sergio Camacho mencalonkan diri menjadi walikota Xalapa.

Morris mencalonkan diri karena berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap calon-calon “manusia”. Platform Morris adalah “Xalapa without rats”.  Sebagai protes terhadap politisi yang korup (disamakan dengan tikus), Morris berkampanye “Tired of Voting for Rats? Vote for a Cat.”

Morris juga memiliki website, akun Twitter, dan laman Facebook bernama El Candigato Morris (masih aktif hingga sekarang) dengan lebih dari 115.000 like, yang menyebabkan dia menjadi lebih popular di media sosial daripada lima calon walikota “manusia” lainnya. Americo Zuniga, calon dari partai yang berkuasa yang memimpin dalam penghitungan suara, hanya memiliki 33.000 like di Facebook.

Berkurangnya ketidakpercayaan terhadap calon-calon “manusia” diikuti juga oleh masyarakat lainnya yang ikut mencalonkan binatang peliharaan atau ternak mereka. Meskipun foto Morris tidak termasuk dalam surat suara pada pemungutan suara 7 Juli 2013, tim kampanye Morris meminta para pemilih yang memberikan suara untuk Morris agar menuliskan nama Morris atau menggambar wajah kucing di surat suara. Morris tidak memenangkan pemilu, tetapi ia berhasil mendapatkan cukup banyak suara.

Sementara itu di Kota Talkeetna, Alaska seekor kucing bernama Stubbs berhasil memenangkan pemilu walikota Talkeetna dan telah menjabat sebagai walikota selama lebih dari 15 tahun. Terpilihnya Stubbs menjadi walikota karena ketidaksukaan warga terhadap para calon manusia. Talkeetna adalah sebuah kota kecil berpenduduk sekitar 900 orang, karena kota ini merupakan “kota sejarah” jabatan walikota lebih bersifat simbolis daripada fungsional dan selama masa jabatan Stubbs sebagai walikota, warga tidak pernah merasa keberatan. Kabar terkini, Stubbs akan mencoba mencalonkan diri untuk menjadi Presiden Amerika Serikat pada tahun 2016.

Munculnya fenomena mencalonkan bintang peliharaan atau tokoh kartun menunjukkan adanya ketidakpuasan atau kejenuhan pemilih terhadap para politisi yang berlaga di pemilu. Ketidakpuasan pemilih mungkin saja disebabkan karena para politisi yang terpilih kemudian terlibat korupsi atau tidak lagi membela kepentingan konstituennya. Mungkin juga tidak ada calon alternatif selain petahana/incumbent, padahal selama petahana itu menjabat, sebagian besar pemilih menilai kinerjanya kurang bagus atau tidak sesuai dengan harapan pemilih.

Fenomena yang terjadi di pedesaan di Indonesia ketika akan melakukan pemilihan kepala desa, tetapi ternyata tidak ada calon lainnya, hanya petahana, maka petahana akan diperhadapkan dengan bumbung kosong. Kadang-kadang bumbung kosong ini yang memenangkan pemilihan kepala desa.

Ajang pemilihan kepala daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat diharapkan memunculkan calon-calon kepala daerah yang berkualitas dan mampu menunjukkan kinerja yang baik, berpihak pada rakyat, tidak korupsi maupun melakukan cacat-cacat moral lainnya. Para calon yang diusung oleh partai politik dan gabungan partai politik maupun calon perseorangan seharusnya berlomba-lomba untuk meyakinkan para pemilih agar dipilih.

Akan tetapi, ketika kenyataan menunjukkan adanya kepala daerah yang ditangkap karena korupsi atau kebijakan kepala daerah yang ternyata tidak berpihak pada rakyat dapat menyebabkan kejenuhan atau apatisme pemilih, bukan mustahil pemilih akan mengusung calon lain di luar calon yang ditetapkan oleh KPU dan mungkin saja terjadi Hello Kitty dicalonkan menjadi gubernur, bupati atau walikota bahkan presiden, karena fenomena ini sudah pernah terjadi di belahan dunia lainnya ketika kepercayaan terhadap politisi manusia telah semakin menipis. []

CATHERINE NATALIA
Peneliti di Perkumpuluan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem)
Pecinta Hello Kitty