Maret 19, 2024
iden

Banyak Negara Belajar Pemilu ke Indonesia

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Arief Budiman mengatakan, masyarakat Indonesia patut berbangga dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Sistem dan managemen pemilu Indonesia diadopsi negara seperti Myanmar, Malaysia, Tunisia, Kamboja, Filipina, dan Timor Leste.

“Kita dihargai banyak negara karena mengatur begitu banyak hal,” kata Arief  pada diskusi media di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (23/11).

Arief menjelaskan, Myanmar salah satu negara yang banyak belajar dengan Indonesia. Pascatransisi dari pemerintahan militeristik, Myanmar menyelenggarakan pemilu. Pemilu Indonesia menjadi model pembelajaran.

Lalu, selain Myanmar, ada Malaysia. Negara parlementer ini mengadopsi regulasi kampanye dan anggaran pemilu Indonesia.

“Tunisia, mengadopsi regulasi pemilu akses. Di PKPU (Peraturan KPU), aturan TPS (Tempat Pemungutan Suara) akses itu lengkap. Pintu harus lebar srkian samapai sekian meter, harus ada huruf braille, dan sebagainya,” ujar Arief.

Selain itu, sistem informasi kepemiluan seperti Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih), Sistem Informasi Pencalonan (Silon), Sistem Informasi Logistik (Silog), dan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) dipelajari oleh beberapa negara Asia Tenggara, seperti Filipina, Timor Leste, dan Kamboja.

“Saya bertemu dengan negara-negara se Asia Tenggara. Filipina, Timor Leste, akan mngirim stafnya ke Indonesia untuk belajar sistem informasi yang digunakan dalam pemilu. Ada juga Kamboja, dia minta KPU RI melatih anggotanya,” kata Arief.

Dampak yang akan dirasakan oleh lembaga kepemiluan di Indonesia, menurut Arief, adalah ditariknya bantuan dana asing untuk pengembangan demokrasi di Indonesia. Dana dialihkan ke negara-negara krisis demokrasi. []