Pusat Pemilihan Umum Akses (PPUA) Disabilitas memberikan empat catatan pemungutan suara dalam pandemi. Catatan ini hasil dari pemantauan simulasi pemungutan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut Ketua Umum PPUA Disabilitas, Ariani Soekanwo (27/8), empat catatan dalam simulasi itu adalah: Pertama, pemakaian sarung tangan. Kedua, komunikasi petugas. Ketiga, penggunaan masker pendamping. Keempat, TPS keliling.
Mengenai pemakaian sarung tangan, ini menyulitkan bagi pemilih disabilitas netra. Jari-jari menjadi tidak sensitif untuk membaca tonjolan-tonjolan huruf braille. Rekomendasinya, disabilitas netra yang memilih menggunakan hand sanitizer pada saat menerima alat bantu coblos dan sesudah menyerahkan alat bantu coblos kepada petugas.
Mengenai komunikasi petugas kepada pemilih disabilitas tuli, hendaknya petugas menggunakan masker transparan. Ini agar disabilitas tuli dapat berkomunikasi dengan sistem baca bibir.
Mengenai petugas pendamping, selain menggunakan masker transparan penting juga mengetahui ini. Pertama, pemilih disabilitas khususnya netra tidak mungkin berjalan sendiri ke tempat bilik suara sehingga pemilih disabilitas netra dianjurkan membawa pendamping dari keluarga. Kedua, pemilih pengguna kursi roda perlu bantuan untuk mendorong kursi rodanya sehingga petugas KPPS wajib menggunakan baju lengan panjang dan sarung tangan karna harus kontak fisik dengan pemilih disabilitas.
Mengenai TPS keliling, ini penting disediakan untuk mengatasi pemilih penyandang disabilitas yang memiliki hambatan mobilitas dan tidak ada keluarga sebagai pendamping. Adanya TPS Keliling untuk memberikan kemudahan kepada pemilih disabilitas untuk menggunakan hak memilihnya. []