Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) dan Komunitas Kawal Pemilu menginisiasi kembalinya platform Kawal Pemilu yang pernah digunakan pada Pemilu 2014. Bergabung ke dalam gerakan Kawal Pemilu 2019, lima organisasi masyarakat sipil lainnya, yakni Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Komite Independen Pemantau Pemilihan (KIPP), Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Jaringan Demokrasi Indonesia (Jadi), dan ITB ’73.
“Kami, teman-teman Netgrit yang awalnya berinisiatif. Kami ingat tahun 2014 ada masyarakat sipil, yaitu Komunitas Kawal Pemilu, yang punya suatu upaya yang bagus. Jadi, kami mengontak mereka. Ayo, yuk kita bikin hal serupa untuk mengawal bersama-sama suara kita,” ujar Peneliti senior Netgrit, Hadar Nafis Gumay, pada acara peluncuran Kawal Pemilu 2019 di Media Centre Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat (20/3).
Kawal Pemilu adalah platform rekapitulasi suara elektronik yang dikembangkan oleh Tim informasi dan teknologi atau IT Kawal Pemilu, di antaranya Ainun Najib dan Rully Achdiat. Melalui platform ini, para relawan akan memantau penghitungan suara Pemilu 2019 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mengunggah foto hasil perolehan suara yang ditulis dalam form C1 plano atau salinan C1 masing-masing jenis pemilihan. Sistem kemudian akan merekapitulasi hasil penghitungan suara berdasarkan form C1 yang diungah ke.
“Pada dasarnya, relawan yang akan kita kumpulkan bersama itu akan datang ke TPS, kemudian memfoto hasil pemungutan suara, yaitu yang tertuang di form C1 plano yang bentuknya besar itu, dari setiap pemilu. Kalau ternyata kita gak bisa dapatkan (foto) yang C1 plano, foto salinannya,” jelas Hadar.
Fokus utama Kawal Pemilu 2019 yakni Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Namun, Kawal Pemilu juga akan menyediakan foto C1 tiga pemilihan lainnya.
“Niat kami, dan fasilitas yang sudah kami upayakan, semua pemilihan bisa kita tampung. Kami berharap ada relawan yang kuat begadang untuk potretin itu semua (C1) dengan kamera milik masing-masing,” ungkap Hadar.
Jaga kemurnian suara pemilih, tingkatkan rasa percaya pada Pemilu
Hadirnya Kawal Pemilu ditujukan untuk sedikitnya lima tujuan, yakni memantau hasil pungut-hitung Pemilu 2019, menjaga kemurnian suara pemilih, meningkatkan kepercayaan terhadap proses dan hasil Pemilu 2019, meramaikan aktivitas pemantauan di TPS, mempromosikan rekapitulasi elektronik atau e-rekap, dan melaporkan jika terdapat keanehan atau dugaan manipulasi data.
“Kami ingin hasil pemilu bisa disimpulkan dalam waktu beberapa hari saja. Jadi, mungkin nanti bisa saja tidak perlu lagi model rekap-rekap bertingkat. Pakai saja teknologi. Lalu, kita usul di pemilu berikutnya gak usah kita gunakan rekap bertingkat itu agar lebih efisien, cepat, dan pasti, agar ruang-ruang kecurangan semakin tertutup,” tandas Hadar.
KPU RI mengapresiasi inisiatif Kawal Pemilu 2019. Platform ini bermakna sebagai data pembanding terhadap hasil scan C1 yang diunggah oleh penyelenggara pemilu melalui Sistem Informasi Penghitungan (Situng).
“Platform ini membantu kami untuk membuat pemilu ini setransparan mungkin sehingga tidak ada berita-berita miring dan potensi kecurangan yang bisa muncul. Ini juga menjadi checker atas kebenaran dan otentifikasi form C1 yang dipotret di Situng,” kata anggota KPU RI, Ilham Saputra.
Berharap pada relawanisme
Sejak pemilu pertama masa reformasi diselenggarakan, yakni Pemilu 1999, hingga Pemilu 2014, jumlah pemantau pemilu semakin menyusut. Diharapkan, dengan adanya Kawal Pemilu yang bersifat terbuka bagi siapa saja dan transparan, warga negara Indonesia tergerak untuk berpartisipasi mengawal kemurnian suara pemilih.
“Makin ke sini makin sepi pemantau. Oke, orang datang ke TPS, tapi habis itu kita serahkan saja. Makanya terjadi suara dirubah, hilang,dan sebagainya. Jadi, kami ingin bangkitkan lagi, ayo sama-sama kita berpartisiapsi. Mudah-mudahan kita bisa kumpulkan ratusan ribu pemantau,” kata Hadar.
Saat ini, sistem Kawal Pemilu telah dapat diakses. Warga yang ingin terlibat sebagai relawan dapat mendaftarkan diri dengan menghubungi akun-akun media social Netgrit atau akun enam organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Kawal Pemilu. Relawan terdaftar atau masyarakat dapat melakukan latihan unggah data dengan membuka tautan upload.kawalpemilu.org.
“Saat ini, sistem yang sudah ada itu sudah memungkinkan orang-orang yang mau bergabung untuk mencobanya. Jadi, supaya nanti gak bingung, mausk saja ke browser, ketik upload.kawalpemilu.org. Akan muncul tampilan login ke Facebook. Kami memang menggunakan aplikasi Facebook sebagai dasar menjaid relawan,” terang salah satu Tim IT Kawal Pemilu, Rully Achdiat.
Sebab bersifat sukarela, relawan pemantau Kawal Pemilu tak mendapatkan bayaran atas aktivitas yang dilakukan. Relawan diharapkan tergerak oleh rasa kepemilikan terhadap Pemilu 2019 dan keinginan akan lahirnya pemerintahan yang baik.