Partai Indonesia Kerja (PIKA) menghadirkan ahli Informasi dan Teknologi (IT) dalam sidang pemeriksaan dan pembuktian di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), yakni Deris Fajar Hermawan, Project Manager pada I-Dac Asia. Dalam keterangannya, Deris mengatakan bahwa server yang mengalami mati-hidup sebanyak 14 kali dalam rentang waktu 14 hari tak normal. Jika terjadi down server pada Sistem Informasi Partai Politik (Sipol), Programmer IT KPU semestinya langsung mencari tahu dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada server.
“Tidak normal. Seharusnya programmer tau ada masalah apa jika terjadi down pada servernya dan langsung memperbaiki,” kata Deris di kantor Bawaslu RI, Gondangdia, Jakarta Selatan (9/11).
Sebelumnya, Deris menjelaskan bahwa Sipol merupakan sistem yang tak berdiri sendiri. Kelancaran penggunaan Sipol bergantung pada dua penunjang, yakni kecepatan internet dan perangkat elektronik atau device untuk mengakses Sipol. Jika mewajibkan Sipol, KPU semestinya menginformasikan kualifikasi dua penunjang tersebut.
“Misal, ketika Sipol dirilis, seharusnya KPU merilis pula standar kualifikasi agar Sipol dapat digunakan dengan baik. Seperti syarat minimal kecepatan internet dan minimal kebutuhan device seperti apa,” jelas Deris.
Deris juga menanyakan apakah KPU telah melakukan simulasi kecepatan internet dengan waktu pengisian data. Untuk daerah dengan kecepatan internet yang rendah, waktu yang dibutuhkan untuk mengunggah dokumen lebih lama dari daerah dengan kecepatan internet yang lebih tinggi. Begitu pula dengan kecepatan server Sipol. Saat diakses oleh sepuluh pengguna dengan seratus pengguna, kecepatan server akan berubah.
“Apakah waktu yang dibutuhkan sudah diresearch oleh KPU? Ketika kita mengakses secara bersama-sama, katakanlah semua partai, apa KPU sudah menghitung speed servernya?” tukas Deris.
Anggota Bawaslu RI, Fritz Edward Siregar, mengelaborasi Deris untuk mendapatkan informasi lebih detil. Salah satunya yakni mengenai Apache Tomcat yang digunakan oleh KPU sebagai platform Sipol. Deris menerangkan bahwa Apache Tomcat adalah program standar untuk membuat website. Keamanan platform ini pun, jika tak didukung oleh custom keamanan website, tak terlalu ketat.
“Yang paling secure itu java atau asp.net. Apache Tomcat tidak terlalu secure. Https memang lebih aman daripada http, tetapi https tidak menjamin sebuah website jadi lebih aman,” ujar Deris.