October 4, 2024

Tingkat Kedekatan Mahasiswa dengan Partai Relatif Tinggi

Research Centre for Politics and Government (Pol-Gov) Universitas Gajah Mada menemukan bahwa mahasiswa punya tingkat kedekatan dengan partai politik yang relatif tinggi. Berdasarkan hasil survei lembaga riset Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta ini, ada 21% responden mahasiswa yang mengaku dekat atau terafiliasi dengan satu partai politik tertentu.

“Ada 21 persen yang merasa dekat,” kata akademisi Fisipol UGM, Arya Budi dalam rilis hasil survei “Apa Pilihan Politik Kelompok Milenial di Pemilu 2024?” di Jakarta (26/5).

Arya menjelaskan, dalam pertanyaan pilihan partai politik pada Pemilu 2024, sebagian para mahasiswa sebagai responden memilih tidak menjawab. Pertanyaan survei berlanjut dengan menanyakan apakah tiap responden mempunyai afiliasi atau kedekatan dengan satu partai politik tertentu. Ternyata responden yang dipertanyaan sebelumnya tidak menjawab, memilih menjawab punya afiliasi/kedekatan. Lalu, dipertanyaan selanjutnya responden bersangkutan mau menyebutkan satu partai politik sebagai bukti afiliasi/kedekatan.

Persentase tingkat kedekatan partai politik responden mahasiswa relatif lebih tinggi dibanding dengan responden umum dalam survei nasional yang dilakukan oleh lembaga survei. Merujuk hasil survei Indikator Politik pada konteks Pemilu 2019, tingkat kedekatan masyarakat Indonesia terhadap partai politik (party-identification/party-ID) adalah 7%. Artinya responden mahasiswa punya tingkat kedekatan yang tiga kali lebih tinggi.

Survei Pol-Gov tersebut dilakukan selama 24 Juli-7 Agustus 2023. Responden merupakan 719 mahasiswa yang tersebar di 31 perguruan tinggi, 29 provinsi di Indonesia.

Metode penarikan sampel menggunakan chainreferral sampling atau juga jamak dikenal snowball sampling. Upaya menjangkau mahasiswa melibatkan dosen dan peneliti yang mengajar di masing-masing universitas target yang juga merupakan jaringan Research Centre PolGov. Jejaring akademisi di berbagai universitas dan responden dapat merekrut mahasiswa lain sebagai responden survei.

“Opini dan preferensi mahasiswa menjadi sentral karena tingkat literasi dan perhatian mereka pada isu-isu publik dan dinamika politik bisa berimplikasi pada sikap politik kelompok pemilih lain,” jelas Arya menekankan. []