September 13, 2024

Tak Ada Isu Perempuan, Disabilitas, Buruh, dan Antikorupsi di Iklan Capres

Satu Dunia melakukan pemantauan terhadap iklan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) di media televisi (TV) untuk mengetahui isu-isu yang dibawa. Hasilnya, iklan pasangan calon (paslon) belum mengangkat isu perempuan, buruh, disabilitas, dan antikorupsi. Paslon hanya mengangkat isu demokrasi, keragaman, dan ekonomi.

“Masih ada isinya kalau (kampanye) di media sosial, tapi kalau iklan di TV, isu perempuan, buruh, disabilitas, dan korupsi masih kosong. Yang terisi baru isu keberagaman, demokrasi, dan ekonomi. Seolah-olah rakyat hanya butuh ekonomi saja,” tandas Program Manager Yayasan Satu Dunia, Anwari Natari, pada konferensi pers di Media Centre Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Gondangdia, Jakarta Pusat (10/4).

Anwar mengatakan iklan capres-cawapres mengutamakan keindahan gambar tetapi minim substansi. Sebagai contoh, kedua paslon memiliki visi di bidang infrastruktur, tetapi kampanye yang dilakukan tak mengangkat soal proses pembangunan yang melibatkan manusia. Nasib buruh tak menjadi perhatian, padahal banyak buruh di bidang infrastruktur yang menjadi korban akibat tak adanya jaminan keselamatan dalam bekerja.

“Banyak buruh bangunan yang tewas saat bekerja. Ini yang luput dibicarakan saat mereka bicara soal infrastruktur. Jadi, mereka hanya bicara output, tapi prosesnya yang melibatkan manusia tidak dibahas,” ujar Anwar.

Hasil temuan Satu Dunia sejalan dengan pemantauan yang dilakukan oleh Koordinator bidang Kourpsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz. Menurutnya, visi dan misi paslon tak tergambar di dalam iklan kampanye masing-masing. Paslon Joko Widodo-Ma’ruf Amien memiliki visi pemerintahan yang bersih dan transparan, tetapi visi tersebut tak diterjemahkan ke dalam iklan kampanye. Pun, paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang memiliki visi kuat di bidang kewirausahaan, tak disampaikan di dalam iklan kampanyenya.

“Iklan kampanye, dalam imajinasi kita yang paling sederhana, dia adalah refleksi dari visi-misi masing-masing kandidat. Tapi kalau lihat iklan kampanye mereka, mengecewakan,” tukas Donal.

Materi iklan kampanye paslon di media sosial pun tidak mengkampanyekan visi-misi, melainkan untuk menyanggah tuduhan-tuduhan kepada paslon. Misal, iklan kampanye Jokowi-Ma’ruf bershalawat ditujukan untuk mencitrakan bahwa Jokowi adalah figure yang religus.

Anwar dan Donal berharap ada perubahan materi iklan kampanye paslon agar iklan kampanye memuat visi-misi paslon. Paslon didorong untuk mengangkat isu-isu masyarakat sipil, seperti isu perempuan, disabilitas, dan buruh.

“Harapannya, di masa yang tinggal 7 hari ini, ada masukan untuk timses (tim sukses). Layangkanlah iklan yang mengangkat isu-isu masyarakat sipil,” ucap Anwar.