November 15, 2024

Kelas Virtual Perludem Perdana, Kesesuaian Indeks Demokrasi Jadi Perhatian

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) telah mengadakan kelas virtual perdana (13/4). Dengan tema “Pemilu dan Perkembangan Demokrasi” para peserta banyak yang bertanya mengenai kesesuaian berbagai macam indeks demokrasi dengan implementasi dan capaian pemilu Indonesia.

“Dari berbagai macam indeks tersebut, bagaimana penyelenggara pemilu  bisa berpengaruh,” tanya anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur, Purnomo Satriyo Pringgodigdo sebagai peserta.

Penyelenggara pemilu lain menanyakan relevansi indeks demokrasi terhadap praktik politik uang. Anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kolaka Timur (Sulawesi Tenggara), Tyas Ramli mengatakan, politik uang yang dimaksud bisa berbentuk pemberian uang langsung  dari peserta ke pemilih dan pemberian uang atau janji dari peserta pemilih ke penyelenggara pemilu.

“Yang bikin rusak demokrasi di tempat saya adalah serangan fajar dan pemberian uang dari peserta kepada penyelenggara pemilu,” kata Tyas.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Betty Epsilon Idroos menanyakan kesesuaian indeks tersebut dengan kualitas politisinya dan mekanisme pemilihannya melalui pemilu. Ia menekankan, pengaruh marit sistem dalam demokrasi padahal pemilihannya oleh rakyat secara langsung.

“Dari semua indeks yang dijelaskan tadi, mana yang paling komprehensif?” tanya satu peserta yang meminati pemilu, bernama Josua.

Penasihat Perludem, Didik Supriyanto menginformasikan, kaitan kualitas demokrasi dengan penyelenggara pemilu akan dijelaskan di Kelas Virtual Pemilu Perludem berikutnya. Tapi Didik memberikan gambaran singkat, bahwa ada ketaksesuaian antara capaian penyelenggaraan pemilu dengan capaian berbagai aspek demokrasi lainnya, khususnya di Indonesia.

Mengenai politik uang, Didik menekankan ada hubungannya antara sistem pemilu. Menurutnya, sistem pemilu proporsional daftar terbuka mendorong politik uang yang lebih masif.

“Sistem pemilu proporsional tertutup bisa jadi pilihan  tapi ini banyak dikritik karena menguatkan oligarki partai,” kata Didik.

Sedangkan, Deputi Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati menjelaskan, dari berbagai macam indeks tersebut yang perlu diketahui adalah tujuan dan ragam variabel pembentuk indeks. Freedom House misalnya, tujuan indeks kebebasannya memang untuk mengukur kebebasan berdasar hak sipil dan hak politik karena dipercaya kebebasan merupakan tujuan demokrasi.

“Kalau kita mau mengetahui aspek pemilunya, indeks International IDEA menurut saya lebih sesuai. Selain lima variabel dan subvariabelnya, International IDEA juga melakukan penelitian dan publikasi berkala mengenai pemilu,” jelas Nisa. []