Partisipasi pemilih pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua meningkat dari 77,1 persen menjadi 78,0 persen. Tingginya partisipasi Pilkada DKI Jakarta ini bahkan mengalahkan tingkat partisipai Pilpres 2014 di Jakarta yang mencapai 72,33 persen serta partisipasi Pileg 2014 nasional yang mencapai 75,11 persen.
“DKI ini anomali dari sisi kecenderungan partisipasi nasional. Kalau di nasional itu biasanya pilkada partisipasi pemilih justru menurun. Di DKI kali ini partisipasinya mengalahkan partisipasi pilpres maupun pileg,” kata Titi Anggraini, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), saat dihubungi di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat (20/4).
Ia menganggap wajar jika tingkat partisipasi pemilih di putaran kedua meningkat. Sebab, kompetisi makin kompetitif dan fragmentasi identitas yang tinggal dua pilihan lebih jelas bagi pemilih.
Selain itu, faktor figur juga dominan meningkatkan partisipasi pemilih. Kompetisi dan figur disebut-sebut merepresentasikan peta politik Indonesia saat ini.
“Jadi pertarungannya ditarik ke pertarungan elit yang kemudian mencerminkan identitas politik warga. Itu yang berkontribusi tingginya angka partisipasi,” kata Titi.