Partisipasi masyarakat di Pemilu Legislatif 2014 meningkat secara kuantitas dan kualitas. 75,12 persen pemilih tak hanya berarti jumlah tapi juga sikap positif masyarakat yang semakin positif terhadap pemilu. Capaian partisipasi positif ini oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) coba dijaga dan dilanjutkan dengan cara menciptakan medium yang mendekatkan pemilih dengan wakilnya di parlemen.
Teknologi informasi dan media sosial menjadi bidang tempat masyarakat muda berpartisipasi di Pemilu 2014. Keadaan ini disikapi Perludem untuk menciptakan apilikasi yang mendekatkan pemilih kepada wakil rakyat yang dipilihnya. Dihasilkan lah “DPR Kita†hasil kerjabersama Perludem dengan LSM lainnya. Berikut penjelasan dari perwakilan Perludem, Heroik Mutaqien di Tebet, Jakarta Selatan (25/2).
Bisa dijelaskan singkatnya aplikasi DPR Kita ini!
Ini aplikasi yang coba mendekatkan pemilih dengan anggota dewan yang dipilih. Anggota dewan mempunyai akun yang bisa dikelola untuk berkomunikasi dengan pemilih. Pemilih pun bisa menyampaikan aspirasi, kritik, dan permasalahan kepada angggota dewan.
Selain itu, aplikasi DPR Kita bisa mengetahui dinamika fraksi dan komisi di DPR. Dalam dinamika itu, pengguna aplikasi ini bisa berkomentar, berpendapat, dan menyampaikan aspirasi terkait undang-undang yang akan dibuat dalam komisi DPR.
Secara umum ini bentuk dari pemantauan DPR?
Ya, ini memang aplikasi pemantauan DPR. Sebelumnya aplikasi ini mau dinamakan “Pantau DPRâ€. Tapi, kami ingin mendorong partisipasi warga yang mau positif terhadap DPR. Dan kami ingin DPR pun mau positif menyikapi ini. DPR pun bisa membuktikan bahwa lembaganya tak seburuk yang selama ini dicitrakan buruk masyarakat.
Keadaan apa yang ingin diubah dari apilikasi DPR Kita ini?
Selama ini pemilu dianggap hanya menjadikan masyarakat berpartisipasi memilih. Partai dan anggota dewan pun hanya memandang penting masyarakat untuk perolehan suara. Setelah pemilu, masyarakat kesulitan untuk menilai kinerja dewan dan menyampaikan aspirasi ke dewan. Dewan pun bekerja cenderung tak melibatkan masyarakat.
Misalnya, saat reses ini. Pada dasarnya dewan pun kesulitan untuk mendatangi pemilih di dapilnya satu persatu. Dewan sebetulnya berkebutuhan untuk bertemu dengan pemilih di dapil. Tapi karena tantangan banyak hal, masa reses tak dimanfaatkan baik. Sehingga aplikasi seperti DPR Kita ini sangat dibutuhkan dewan dan masyarakat.
Apa yang membedakan pemantauan DPR Kita dengan pemantauan DPR lainnya?
DPR Kita hasil kerja bersama pegiat demokrasi yang dikoordinir Perludem. Karena Perludem LSM pemilu, perspektif kepemiluannya harus ada. Jadi perspektif kepemiluan menjadi pembeda antara DPR Kita dengan aplikasi atau media pemantauan DPR lainnya. Salah satu tujuannya adalah melanjutkan partisipasi masyarakat di pemilu ke pemantaun DPR hingga pemilu berikutnya.
Salah satu bentuk perspektif kepemiluan dalam DPR Kita adalah pengguna aplikasi berinteraksi dengan DPR berdasarkan dapil (daerah pemilihan). Saat aplikasi diaktifkan, pengguna langsung dikaitkan lokasinya dengan dapil. Misalnya jika si pengguna membukanya di Tebet, Jakarta Selatan, ia oleh Geo-taging langsung diarahkan ke Dapil II DKI Jakarta. Maka anggota dewan yang langsung dihadapkan adalah anggota dewan di Dapil II DKI Jakarta.
Selain kesesuaian dapil, fitur atau fungsi apa yang ada dalam DPR Kita?
Pertama ada profil anggota DPR yang telah diperbaharui. Sumbernya berasal dari KPU dan Wiki DPR. Lalu ada berita dan infografis kontribusi dari Selasar.com. Juga ada berita pemilu dari rumahpemilu.org, khususnya yang terkait dengan janji kampanye di pemilu dan pengaitannya sama dinamika penyelenggaraan pilkada dan pemilu. Kontributor lain seperti Public Virtue Institute, DPR Watch, dan Kontras akan menginformasikan kerja dan jejak rekam anggota Dewan.
Juga ada fitur “Aspirasiâ€. Ini fitur yang mempertemukan antara masyarakat dengan dewan. Pengguna aplikasi bisa menyampaikan aspirasi, pendapat, dan kritik terhadap dewan. Bisa menyampaikan juga informasi keadaan dapil kepada dewan yang sesuai dapilnya.
Dinamika hubungan masyarakat dengan dewan pun bisa berdasarkan pembagian komisi. Kita bisa mengetahui undang-undang apa yang sedang dirumuskan di setiap komisi dan bagaimana perkembangannya.s
Sejak diluncurkan, bagaimana respon masyarakat?
Aplikasi “DPR Kita†mendapat respon positif dari masyarakat. Baru hitungan hari, sudah banyak yang menginstal DPR Kita dari situs dprkita.org dan playstore.
Bagaimana respon anggota DPR?
Anggota DPR RI pun merespon positif. Bahkan, di antaranya dari salah satu pimpinan DPR RI, Fahri Hamzah. Aplikasi ini dinilai sebagai upaya menciptakan DPR yang semakin baik.