August 8, 2024

Endun Abdul Haq: KPU Perlu “Ngopi” Bersama Masyarakat

Kecenderungan tingkat partisipasi masyarakat cenderung menurun di beberapa pemilihan kepala daerah. Misalnya saja untuk pilkada Gubernur di Sumatera Utara, tingkat partisipasi masyarakat di bawah angka 50 persen. Sementara di Pilgub Jawa Tengah, di bawah 60 persen. Penurunan angka partisipasi masyarakat ini harus menjadi sebuah evaluasi bagi pelaksanaan pilkada di Indonesia.

Perlu adanya terobosan untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memilih di pilkada di berbagai daerah. Demokrasi sendiri tentu tidak bisa berjalan dengan baik apabila tidak ada partisipasi masyarakat dalam menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin.

Berikut hasil wawancara rumahpemilu.org dengan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kuningan, Endun Abdul Haq (13/6) terkait dengan peran serta masyarakat dalam pemilu dan pilkada.

Apa yang ditekankan KPU dalam seminar “Peran serta masyarakat dalam Pemilu dan Pemilukada”? Apa gagasan dari KPU sendiri terkait peran serta masyarakat?

Melalui Seminar “Peran serta masyarakat dalam Pemilu dan Pemilukada”, KPU menginginkan agar berbagai stakeholder pemilu mulai dari penyelenggara pemilu, peserta pemilu, media massa dan sebagainya memiliki pemahaman yang sama bahwa sesungguhnya partisipasi masyarakat (pemilih) dalam pemilu dan pemilukada menjadi perhatian bersama. KPU mencermati trend parmas (partisipasi masyarakat) yang menurun dari pemilu ke pemilu, meskipun untuk Kabupaten Kuningan angka parmasnya masih di atas 60 persen.

KPU Kuningan akan melakukan pemutakhiran data Daftar Pemilih Tetap (DPT) bulan Juni ini. Apa rencana dan strategi KPU Kuningan agar jumlah DPT sesuai dengan jumlah pemilih yang sebenarnya?

Rencana dan strategi KPU Kuningan untuk pemutakhiran data pemilih ini, yaitu  pertama, persiapan SDM penyelenggara baik Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP), Panitia Pemungutan Suara (PPS) maupun Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Bimbingan teknis dilakukan secara intensif dan langsung dimonitoring oleh KPU Kuningan. Kedua, persiapan sistem, KPU Kuningan sudah mendesain aplikasi atau program dengan nama SundapilKu (sistem penyusunan data pemilih Kuningan). Ketiga, secara teknis tentu banyak hal yag dilakukan dengan menerbitkan stiker pantarlih, sosialisasi pantarlih dengan berbagai cara dan lain-lain.

KPU Kuningan memiliki program “Ngopi” (Ngobrol Pemilu dan Demokrasi). Latar belakang program ini apa? Kemudian harapan dan pelaksanaannya?

Program Ngopi diluncurkan dengan pertimbangan, KPU perlu membuka komunikasi dengan berbagai pihak terkait agar pemilu dan demokrasi menjadi pemahaman bersama. Pemahaman yang utuh kaitan dengan aturan main, tujuan pemilu dan sebagainya diperlukan agar para pihak terkait dapat turut memperkuat voters education kepada elemen masyarakat lainnya melalui jejaring organisasi dan pengaruh ketokohan masing. “Ngopi” ini dilakukan dengan menekankan 30 persen penyampaian dari KPU dan 70 persen dialokasikan untuk berdialog dan berdiskusi dengan para peserta.

Kecenderungan tingkat partisipasi jumlah pemilih cenderung menurun di beberapa pilkada. Selain dengan program “Ngopi” tadi, kira-kira KPU menyikapi kecenderungan partisipasi yang menurun ini dengan cara apa?

KPU menggagas berbagai inovasi program voters education antara lain melalui “Ngopi” dengan berbagai stakeholder pemilu. Selain “Ngopi”, KPU juga dalam dua tahun terakhir menggelar Lomba Cerdas Cermat Pemilu dan Demokrasi yang melibatkan para pemilih pemula dari kalangan pelajar SMU/sederajat. Program lainnya yaitu melalui (nota kesepahaman) MoU dengan Disdikpora dan Kemenag Kabupaten Kuningan. KPU juga menggagas program KPU mengajar yaitu dengan mendatangi sekolah” dan menyampaikan materi tentang kepemiluan dan demokrasi. Program Focus Group Discussion juga dilakukan dengan Panitia Pemilihan Kecamatan dan para tokoh dari 32 kecamatan yang memiliki representasi sebagai tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh perempuan.

Untuk Pilkada Kuningan sendiri, KPU memiliki target jumlah partisipasi berapa?

Target partisipasi masyarakat sekitar 70%.

Kemarin KPU Kuningan ikut menyelenggarakan Pilkada Jawa Barat. Apa evaluasi dari penyelenggaraan Pilkada Jawa Barat tersebut? Evaluasi apa yang didapat terkait keadaan pemilih di Kuningan? 

Dari penyelenggaraan empat pemilu yaitu Pilgub 2008, Pilbup 2008, Pilpres 2009, dan Pilgub 2013. Setelah membandingkan angka parmas rata-rata 4 pemilu tersebut dengan pemilu terakhir yaitu Pilgub 2013, trend partisipasi masyarakat cenderung menurun. Hanya di kecamatan Ciwaru, Cigandamekar, Jalaksana, Pasawahan, Selajambe, dan Japara yang cenderung stabil bahkan naik angka trend partisipasi masyarakatnya. []