November 15, 2024

Agus Rianto: Ruang Kota Bersih Reklame, Warga Simpatik Pilkada

Kota Metro, Provinsi Lampung merupakan satu dari sedikit daerah yang petahana kepala daerahnya tak mencalonkan lagi pada 2015. Merujuk pada semangat kesetaraan kontestasi melalui fasilitas kampanye pasangan calon oleh Komisi Pemilihan Umum di daerah, kontestasi peserta di Pilkada Kota Metro relatif terwujud. Ruang kota pun menjadi bersih dari reklame sehingga warga lebih simpatik dengan pemilu. Berikut wawancara rumahpemilu.org dengan komisioner KPU Kota Metro, Agus Rianto melalui telepon (13/11).

Ada yang menilai, kampanye peserta pemilu yang difasilitasi KPU mengurangi kemungkinan masyarakat mengetahui pesta demokrasi. Apa tanggapan penilaian ini?

Kalau penekanannya pada keramaiannya, memang, pilkada menjadi tidak lebih ramai. Bandingkan saja sebelumnya ada alat peraga di mana-mana. Sekarang dibatasi jumlahnya setiap kecamatan. Itu pun ada batasan ukurannya dan dilakukan KPU.

Jika bukan ramai, sisi positif apa?

Ada keadilan di situ. Jika tak ada batasan berkampanye di ruang kota, calon yang modal uangnya lebih banyak akan menguasai ruang kota dengan alat peraganya. Sedangkan calon yang tak bermodal uang banyak tak bisa memasang alat peraga secara luas. Pemilih perlu informasi peserta yang aksesnya setara.

Sisi positif lain?

Ruang kota tetap bersih dan rapih. Di pemilu sebelumnya ruang kota dipenuhi dengan alat peraga. Bahkan banyak yang sembarang memasang.

Kaitannya dengan partisipasi pemilih?

Tanggapan masyarakat menjadi positif terhadap pilkada. Paslon tak sembarangan memasang alat peraga. Pemilih menjadi positif terhadap paslon. Ruang Kota Metro bersih dari alat peraga, warga simpatik dengan pilkada. Masyarakat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan KPU.

KPU RI menargetkan partisipasi pemilih di Pilkada 2015 adalah 77,5%. Apa tanggapannya?

Kami menilai ini target realistis. Kami KPU Kota Metro menargetkan 80% pemilih di Pilkada 2015 ini.

Dengan keadaan pilkada yang tak ramai, tak khawatir target tak sampai?

Perlu dilakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih langsung ke masyarakat. Kami mensosialisasikan inisatif masyarakat yang membuat buku “Gotong Royong Melawan Politik Uang”. Ini kontribusi dan kumpulan tulisan masyarakat Metro dari berbagai latar belakang. Ada dari aktivis dari LSM, pegiat media, akademisi. “Juga ada dari penyelenggara pemilu,” tegas Agus. []